TRENGGALEK | duta.co — Keberhasilan perpaduan GERTAK (Gerakan Tengok Bawah Masalah Kemiskinan dan Kerentanan) dan penyaluran Zakat oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Trenggalek, sebagai rujukan mengatasi permasalahan kemiskinan dan kerentanan di Kabupaten Trenggalek, menarik perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah untuk belajar.

Asisten I Pemerintah dan Kesra setempat bersama BAZNAS Kabupaten Lamandau melakukan kunjungan kerja ke Trenggalek untuk belajar mengenai GERTAK Trenggalek dan pengelolaan zakat di BAZNAS Trenggalek, Kamis, (22/11/2018).

H Nur Afif, Ketua BAZNAS Kabupaten Lamandau, yang memimpin study banding mengatakan perlunya saling sharing, berdiskusi pengalaman yang ada di Trenggalek.

“Pengalaman yang ada di Lamandau kemudian bagaimana dipadukan untuk bisa lebih berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat,” terangnya.

Yang dipelajari tentunya skema berikut teknis pelaksanaannya yang mampu menggugah aparatur sipil negara secara kompak menzakatkan pendapatannya.

“Tujuan silaturahmi kami ke Trenggalek ini dalam rangka belajar bagaimana teknis-teknis pengelolaan zakat di Trenggalek untuk kita bawa ke Lamandau Kalimantan Barat,” ungkap H. Nur Afif.

Ditambahkannya, yang tadi pihaknya pelajari utamanya mengenai bagaimana teknik pengumpulan zakat dan sedekah dan penyalurannya yang baik.

“Tentunya jika ini terlaksana dengan baik maka  sekaligus membantu Pemerintah Daerah untuk memikirkan kesejahteraan masyarakat di Lamandau,” tegasnya.

Hj Atie Dieni, SSos, MAP, Asisten I Sekda Kabupaten Lamandau, menambahkan pihkanya memang telah mengagendakan kunjungan ke BAZNAS Trenggalek.

“Kami melihat BAZNAS di Indonesia ini, BAZNAS Trenggalek lah yang kami anggap sangat maju dan berkembang serta bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat,” tandasnya.

Makanya, Pemkab Lamandau memberikan saran ke BAZNAS di daerah kami untuk melakukan kaji banding di Trenggalek.

“Patut disyukuri yang kami terima hari ini cukup bermanfaat dan semoga dapat kami adopsi dan terapkan di Lamandau,” terang Atie.

Sedangkan, Wabup Trenggalek, H Mochammad Nur Arifin menyambut positif kunjungan ini. Menurutnya ada sesuatu yang harus dibangun di daerah, data kemiskinan yang di-update oleh pemerintah surveynya dilakukan tiga tahun sekali.

“Begitu di lapangan, saya tidak bilang salah karena di updatenya tiga tahun sekali bisa saja masyarakat tidak miskin tercatat miskin atau mungkin sebaliknya yang miskin belum tercatat miskin,” terangnya dalam memberikan wawasan kepada Baznas lamandau.

Selain itu, masih keterangannya, pemerintah tidak akan bisa memprediksi secara tepat apa yang menjadi kebutuhan darurat yang bisa saja sewaktu bisa dibutuhkan untuk membantu masyarakat.

“Datanya harus akurat jika kita ingin tepat sasaran,” terangnya.

Arifin menceritakan, bagamana dirinya bersama Bupati Trenggalek Emil Dardak mengajak kepada seluruh ASN untuk bergotong royong dengan menasarufkan zakatnya.

“Untuk merangsang para pegawai, Ketua TKPK Kabupaten Trenggalek ini memberikan contoh, dengan menasarufkan semua gajinya untuk hal ini yang saat ini merangsang dan ASN untuk melakukan hal yang sama menyisihkan sebagaian haknya untuk sesama,” pungkasnya. (ham)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry