KEDIRI | duta.co -Malam minggu kemarin, berawal dari pengaduan masyarakat adanya sembilan anak jalanan (anjal, red) berada di Perempatan Alun – Alun. Atas dasar laporan, regu Satpol PP segera mendatangi lokasi dan saat diamankan, dari mereka ditemukan tiga buah sabit, 2 buah gear belakang sepeda motor, satu buah alat congkel dan satu buah tang.

Menjadikan ironis, dari sembilan anjal ini, semuanya masih di bawah umur, enam anak masih berstatus sekolah, dua anak merupakan santri di salah satu pondok pesantren di Jombang dan satu lagi telah putus sekolah hanya mengenyam bangku SMP. Temuan senjata tajam ini kemudian dilimpahkan Polres Kediri Kota, selanjutnya sembilan anak ini menjalani pembinaan di Satpol PP.

Dari pengakuan mereka, berencana hendak ke Pantai Prigi Trenggalek. Namun truk yang ditumpanginya berhenti di kawasan Jl. Raya Papar.

“Saya diminta membantu menurunkan rongsokan oleh sopir dan kernet truk. Akhirnya kami menemukan sabit, gear, alat congkel dan tang,” jelas ROS, warga Desa Gayam Kabupaten Jombang, masih duduk di bangku MTS ini.

Selanjutnya, anak – anak ini terpaksa diinapkan di Mako Satpol PP, kemudian Minggu (21/10/2018) sekira pukul 13.30wib, mereka diantarkan ke Kantor Dinsos Kabupaten Jombang dengan pengawalan ketat anggota Satpol PP.

“Atas temuan sajam ini, kami limpahkan ke Polres Kediri Kota. Kemudian anak – anak ini diserahkan ke Satpol PP untuk kami lakukan pembinaan,” terang Kabid Trantibum Satpol PP, Nur Khamid.

Mengapa membawa sajam? ROS mengaku untuk menjaga diri bila diserang karena trauma atas kasus temannya pada Tahun 2016, yang dibunuh dan jenasahnya dibuang di Kawasan Gunung Kelud.

“Saya jaga – jaga bila ada tawuran, karena anak – anak di Kediri dikenal nekat dan berani. Makanya saat di tempat rongsokan, kami mengambilnya untuk jaga – jaga diri,” jelasnya.

Akhirnya ke – sembilan anjal ini telah diserahkan ke pihak Dinsos Kabupaten Jombang dan rencananya akan dikembalikan kepada orang tua dan pengasuh pondok. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry