GELAR UNGKAP: Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin, saat menunjukkan barang buti narkoba dari tersangka Junaidi, asal Riau. Duta/Tunggal Teja

SURABAYA | duta.co  – Direktorat Reserse Narkoba (Diresnarkoba) Polda Jatim menembak mati Junaidi Saputra (33), seorang bandar narkoba jenis sabu. Warga Jalan Terikat, Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur Kota  Riau itu ditembak mati Polisi di daerah Bunder Gresik, Selasa (22/8) pukul 08.15 WIB.

Sebelum ditembak mati, tersangka ditangkap Subdit I Ditreskoba Polda Jatim di Hotel Bidakara Tegalsari, Selasa (22/8) pukul 06.30 WIB. Jiunaidi ditangkap setelah dibuntuti sejak turun dari Kereta Api (KA) di Stasun Pasar Turi Surabaya. Tersangka dicurigai membawa sabu jumlah besar dari Jakarta dan akan diedarkan ke Jawa Timur dan wilayah Indonesia Timur.

Begitu berada di kamar hotel, Polisi melakukan penggerebekan dan menemukan sabu seberat 5 Kg. Sabu sebanyak itu ditemukan di dalam tas dan dibungkus plastik sebanyak tiga bungkus yang disembunyikan di dalam selimut. Dua bungkus masing-masing berisi 2 Kg dan 1 Kg.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin menjelaskan, modus yang dilakukan tersangka itu untuk mengelabui petugas denagn memanfaatkan jalur naik kereta api, kemudian naik mobil, tidak terdeteksi oleh petugas.

“Karena lewat jalur bandara sangat ketat. Semua penumpang harus menjalani pemeriksaan X-ray, screening body dan pemeriksaan secara manual jika ada benda mencurigakan. Akhirnya, tersangka lebih memilih naik kereta api, karena lebih aman agar narkoba yang dibawanya disimpan dalam selimut itu terdeteksi oleh petugas,” kata Irjen Pol Machfud Arifin.

Setelah penangkapan di hotel Bidakarya Surabaya, Polisi membawa tersangka ke daerah Bunder Gresik. Po lantaran terangka sudah ada janji dengan penerima barang sabu.

Ketika dibawa ke Bunder Gresik, tersangka membuat ulah melakukan perlawanan dan akhirnya dilakukan tembakan peringatan dua kali. Tapi, terangka masih membabi buta dan tetap melawan sehingga mengancam jiwa petugas.

“Karena terus melawan memakai batu paving yang hendak dipukulkan ke anggota, kami akhirnya sikat (tembak). Tindakan ini sudah benar dan sesuai prosedur. Kami tidak akan segan-segan menyikat mati pelaku kejahatan narkoba,” sebutnya.

Menurut Machfud, peredaran ataupun penyelundupan narkoba yang melalui jalur darat ini masih banyak. Langkah yang dilakukan pihaknya akan terus memantau dan menggelar operasi, terutama kendaraan pribadi ataupun umum, seperti angkutan umum atau kota dan bus, serta kereta api.

“Ini yang akan dilakukan lagi pihaknya akan bekerjasama dengan petugas kereta api. Supaya setiap orang yang masuk atau naik kereta api itu lebih diperketat dalam pemeriksaan terhadap calon penumpangnya,” ujarnya.

Mantan Kepala Divisi TI Mabes Polri itu juga mengungkapkan, selain menangkap tersangka Junaidi, polisi sebelumnya juga menangkap Yiska, seorang kurir sekaligus bandar narkoba di daerah Gresik.

Dari penangkapan tersangka Yiska, polisi menemukan barang bukti sabu-sabu seberat 4 kilogram. Maka total dari hasil ungkap kasus antara tersangka Junaidi dengan Yiska sebanyak 9 kilogram. “Tersangka satu ini (Yiska, red) ditangkap pada 10 Agustus lalu. Sekarang dalam penyelidikan dan pengembangan,” katanya.

Saat disinggung, mengenai hubungan tersangka Yiska dengan Junaidi (ditembak mati) apakah satu jaringan? Jenderal asli Surabaya itu mengaku masih dalam penyelidikan dan pengembangan. “Kalau melihat modus penyelundupan yang dilakukannya itu sama. Tapi, ini masih dalam pengembangan dan penyelidikan,” ujarnya. tom/gal

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry