Tampak Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini (dua dari kiri) dan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siraj saat meresmikan acara Semiloka Barnas Fatayat NU Cegah Stunting di Jakarta, Rabu (27/9). (FT/Maftuhah)

JAKARTA | duta.co – Kasus gizi stunting terhadap anak menarik perhatian Fatayat NU. Pengurus Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) membuat gerakan untuk mencegah stunting melalui pembentukan Barisan Nasional Cegah Stunting (Barnas).

Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini mengatakan, di Indonesia kasus stunting saat ini mencapai 37,2 persen, Angka ini memperlihatkan tiga atau empat dari sepuluh anak di Indonesia dalam kondisi stunting. Kasus ini membuat pertumbuhan anak terhambat dan intelektualitasnya berkurang.

“Stunting ini kan kekurangan gizi secara kronis. Jadi bertahun menahun, kemudian akibatnya intelektualitasnya berkurang. Ketika dewasa dia akan mudah sakit,” ujar Anggia usai pembukaan Barnas Fatayat NU Cegah Stunting di Jakarta, Kamis (28/9/2017).

Menurut Anggia, jika mudah sakit, masyarakat dan negara akan mengeluarkan banyak uang. Hal itu menjadi konsentrasi Fatayat NU untuk menggerakkan semua warganya mencegah atau mengurangi kasus stunting.

“Salah satu penyebab masih tingginya angka kasus stunting ini, selain rendahnya kemampuan masyarakat untuk membeli makanan bergizi, juga disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya memberikan ASI ekslusif kepada bayi,” imbuh Anggia.

Berdasarkan kajian yang dilakukan ahli gizi Indonesia, perkawinan anak berpotensi melahirkan generasi stunting, sebab calon ibu masih dalam masa pertumbuhan. Pada usia ini, calon ibu  belum siap hamil dan melahirkan. Selain itu, secara psikologis, mereka juga belum siap untuk menjadi orang tua.

“Kita harus berjuang untuk mewujudkan generasi emas Indonesia di masa depan. Sebab, mereka adalah orang yang akan menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini,” ucap perempuan berkacamata ini.

Anggia mengatakan, anggota Fatayat NU saat ini berjumlah kurang lebih 8 juta dan rata-rata hidup di pedesaan. Otomatis, dengan tingginya kasus stunting ini, anak-anak anggota Fatayat NU juga bisa terpapar stunting.

“Meskipun stunting tidak selalu di pedesaan, tetapi kalau kita lihat kita memang perlu memperhatian itu,” tegasnya.

Acara Semiloka Barnas Fatayat NU Cegah Stunting dibuka secara resmi oleh Ketua PBNU, KH Said Aqil Siroj. Menurut kiai, kegiatan kesehatan ini merupakan amanat dari Muktamar NU yang dilaksanakan di Jombang. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry