Siapapun tahu bahwa imunisasi itu penting diberikan pada anak sejak usia bayi hingga balita terutama imunisasi dasar. Ada imunisasi-imunisasi lain yang diberikan kepada anak ketika sudah berusia di atas lima tahun.
Imunisasi itu adalah tindakan pencegahan agar anak terhindar dari penyakit-penyakit tertentu di kemudian hari. Namun, ternyata banyak kendala yang dihadapi agar masyarakat semua sadar tentang pentingnya imunisasi terutama imunisasi dasar.
—
Dua dosen Kebidanan dari Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FKK Unusa) merasa prihatin dengan masih banyaknya kasus anak atau bayi yang belum diimunisasi dasar secara lengkap.
Uliyatul Laili dan Ratna Ariesta Dwi Andriani dibantu beberapa mahasiswanya mencoba menelusuri apa penyebab hal itu. Untuk kemudian mereka melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar memahami pentingnya imunisasi.
Melalui program pengabdian masyarakat, keduanya mencoba melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para ibu wilayah RW 2 Kelurahan Jagir.
Dipilihnya lokasi itu karena dari hasil penelusuran kawasan tersebut berada di pusat kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Namun kenyataannya setelah dilakukan survei ternyata anak-anak yang berada di kawasan itu banyak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar.
“Dari hasil penelusuran dan tanya jawab, ternyata sebagian besar beranggapan bahwa pemberian imunisasi membuat anak sehat menjadi sakit. Karena dampak dari imunisasi itu biasanya anak menjadi panas dan rewel. Mereka tidak suka itu terutama para ayah. Sehingga si ayah ini tidak memperbolehkan istrinya untuk membawa anaknya imunikasi,” ujar Uliyatul Laili, ketua pengmas ini.
Padahal dikatakan Uliyatul Laili, pemberian imunisasi itu merupakan salah satu bentuk preventif dalam pencegahan penyakit. Pelaksanaan program imunisasi merupakan salah satu asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang dapat menghambat tumbuh kembang anak menuju dewasa yang berkualitas tinggi.
“Padahal tujuan dari pelaksanaan program imunisasi adalah melindungi tubuh dari penyakit menular yang membahayakan ibu dan bayi serta memberikan perlindungan pada tubuh berupa kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu,” tukasnya.
Karena itu, kedua dosen ini mencoba memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para ibu di RW 2 Kelurahan Jagir itu. Para ibu itu dikumpulkan di PAUD Al Ukhuwah yang merupakan salah satu sarana pendidikan anak usia dini yang terletak di kawasan tersebut. “Kebanyakan pendidikan orang tua di sana adalah SMA sederajad, hanya sedikit yang berpendidikan tinggi,” tukas Uliyatul Laili.
Dua dosen Unusa itu pun mengumpulkan orang tua untuk diberikan penyuluhan tentang program imunisasi serta manfaatnya dengan metode tanya jawab dan ceramah. “Kita ingin adanya peningkatan pemahaman orang tua tentang pentingnya ikut serta dalam program imunisasi bayi dan balita serta imunisasi tambahan yang digalakan oleh pemerintah,” kata Uliyatul.
Dikatakan Uliyatul, penyuluhan yang diberikan mengenai tahapan pemberian imunisasi untuk bayi dan balita serta imunisasi yang menjadi program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bayi dan balita.
Dari hasil edukasi ini, ternyata masyarakat terutama para ibu mulai paham dan mengerti pentingnya imunisasi dasar pada bayi dan balita. “Kita senang akhirnya mereka bisa mengerti. Ke depannya diharapkan para ibu ini bisa meyakinkan suaminya akan pentingnya imunisasi. Sehingga nantinya program imunisasi nasional yang dicanangkan pemerintah bisa sukses karena peran serta para orang tua ini,” tuturnya.
Tindak lanjut dari pelaksanaan pengmas dengan tema Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Program Imunisasi ini dengan terus melakukan pendampingan dan pemahaman pada orang tua siswa PAUD dan masyarakat sekitar RW 2 Kelurahan Jagir Surabaya.
“Ke depan kita akan data kembali ibu-ibu yang bersedia ikut serta dalam program imunisasi. Serta nantinya bekerja sama dengan bidan desa setempat untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam program imunisasi,” tukasnya. end/ril