PASURUAN  | duta.co – Untuk meningkatkan kualitas garam dan hasil panen yang meningkat, Pemerintah pusat sejak tahun 2016 lalu telah menggelontorkan bantuan berupa puluhan gelondong Geomembran untuk kalangan petani garam melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan. Namun sayangnya bantuan berupa terpal plastik khusus yang digunakan alas proses pembuatan garam ini raib.

Tentu saja raibnya sekitar 16 dari total bantuan 20 gelondong Geomembran untuk kalangan petani garam di Desa Gerongan, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan ini, tidak terealisasi hingga saat ini. “Memang ada bantuan dari pemerintah pusat 20 gelondong geomembran untuk dua kelompok petani garam di desa gerongan, tapi tak terwujud, “ujar Badrus, petani garam, Desa Gerongan, Jumat (25/8/2017).

Menurut dia, bantuan itu rencananya untuk dua kelompok petani garam, yang tiap kelompoknya berjumlah 15 petani akan dapat 10 gelondong. “Bantuan itu sangat diharapkan oleh petani. Tujuannya diberikan bantuan itu, agar kualitas garam dan hasil panennya bagus serta meningkat tidak kayak sistem tradisional. Tapi yang disesalkan dari 20 gelondong, hanya 4 gelondong saja yang kami terima, “terangnya.

Setelah ditelusuri terkait kendala tersebut, ternyata dari 20 gelondong, yang lainnya yakni 16 gelondong lainnya dinyatakan hilang oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan. Semestinya, lanjut dia, hilangnya 16 gelondong dari dalam gudang di kantor dinas, harus ada alasan yang kuat dan disertai aturan resmi. Sehingga petani tidak selalu berharap.

Ia menjelaskan, bahwa hilangnya barang bantuan yang merupakan inventaris dinas, harus ada berita acaranya. Paling tidak dilaporkan ke polisi. “Sehingga ada kepastian hukum atas insiden ini. Dan tidak hanya hilang tanpa pertanggung jawaban dari pimpinan dinas dan tidak serta merta didiamkan. Bahkan saat kami minta penjelasan ke dinas, juga tak ada jawaban pasti, “beber Badrus.

Ditambahkannya, tak adanya kepastian atas hilangnya 16 gelondong geomembran itu, akhirnya dua kelompok tani sepakat menerima sisanya yang berjumlah 4 gelondong. “Lantaran tak bisa dibagi secara merata, akhirnya tiap kelompok tani sepakat dijualnya. Tiap gelondong dijualnya dengan harga Rp 1,5 juta. Dari hasil uang itu, kemudian dibagi merata kepada tiap kelompok petani, “katanya, dengan nada kesal.

Raibnya bantuan itu, disesalkan kalangan petani garam. Mereka tetap berharap adanya kejelasan atas bantuan tersebut. Paling tidak Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, ikut menuntaskannya. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan, Slamet Nurhandoyo, saat dikonfirmasi tak berada ditempat. Bahkan melalui ponselnya juga tak menjawab, meski melalui sms berkali-kali dikirimkan. (dul)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry