Digitalisasi juga diterapkan dalam sistem layanan RSI Ahmad Yani. DUTA/dok

Digitalisasi juga harus diterapkan rumah sakit untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya Ahmad Yani menyadari hal itu. Karenanya rumah sakit yang berada di bawah Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis ) ini telah menerapkan eHealth. Untuk lebih memantapkan layanan ini, RSI Surabaya Ahmad Yani dibantu para dosen dari program studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

—-

Layanan e-Health ini memang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI. Ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di sektor kesehatan guna  meningkatkan pelayanan kesehatan.

Farid salah satu pegawai bagian sistem informasi RSI Surabaya Ahmad Yani mengemukakan saat ini rumah sakit di Jalan Ahmad Yani itu menerapkan Health Information System atau disingkat HiSys.

HiSys merupakan solusi aplikasi rumah sakit (HiSys) yang dikeluarkan oleh Telkom. HiSys merupakan salah satu perangkat lunak (software) berbasis website yang didesain dengan arsitektur pengembangan bersifat modular dan dinamis untuk pelayanan dalam ruang lingkup kesehatan.

Penggunaan sistem  HiSys baru saja diberlakukan  kepada pegawai  RSI pada akhir  Maret  2018  tidak  terkecuali  pegawai  pada  Unit  Farmasi . Dikarenakan sistem HiSys yang masih baru, pegawai Unit Farmasi merasa kesulitan beradaptasi. Penyebab kesulitan penggunaan sistem dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pihak pembuat HiSys.

Informasi lain ditambahkan Kepala Unit Farmasi RSI Surabaya Ahmad Yani, Wardhani. Wardhani mengatakan terdapat menu yang kurang dimengerti para pegawai. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan sistem HiSys khususnya bagi pegawai di unit farmasi Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya.

Berdasarkan analisis situasi terdapat permasalahan di unit farmasi RSI Surabaya Ahmad Yani yaitu sebagian besar pegawai masih kurang paham tentang penggunaan sistem HiSys.

Melihat kondisi tersebut, keempat dosen S1 Sistem Informasi, Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Zainatul Mufarrikoh, M.Si., Ima Kurniastuti, M.T., Rizqi Putri Nourma Budiarti, M.T., Ahmad Syafiq Kamil, M.Kom. turut berpartisipasi untuk memberikan pemahaman sistem HiSys.

Dosen S1 Sistem Informasi Unusa, Ima Kurniastuti, mengungkapkan Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk pendampingan penggunaan HiSys kepada pegawai yang ada di unit farmasi RSI A Yani Surabaya. “Pendampingan diikuti oleh seluruh pegawai unit farmasi.

Berikut akan dibahas terkait gambaran umum responden, pengetahuan responden terkait pemahaman HiSys sebelum dan setelah pendampingan,” ungkapnya di Ruang Kerjanya Lantai 4 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya, Jumat (14/6).

Ima menambahkan, gambaran umum responden membahas tentang jenis kelamin, pendidikan terakhir responden dan kedudukan pegawai. Pegawai farmasi di RSI A Yani Surabaya didominasi oleh perempuan.

Pegawai perempuan berjumlah 63 persen atau 12 orang sedangkan pegawai laki-laki sebanyak 7 orang. Jumlah pegawai perempuan hampir dua kali lipat dari pegawai yang berjenis kelamin laki-laki.

Pendampingan HiSys kepada pegawai farmasi RSI Surabaya disambut baik. Bahkan pegawai farmasi RSI Surabaya Ahmad Yani merasa sangat terbantu dengan adanya pendampingan. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya peningkatan pemahaman pada pegawai farmasi.

Setelah pendampingan sebanyak 17 orang (89%) sudah paham dalam menggunakan HiSys, bahkan 2 orang (11%) sudah sangat paham. Kedua orang tersebut adalah kepala farmasi dan kepala bagian logistik farmasi. Selain peningkatan pemahaman penggunaan HiSys ada beberapa manfaat yang dirasakan oleh pegawai setelah adanya pendampingan.

Anggota Pengabdian kepada masyarakat, Ahmad Syafiq Kamil mengungkapkan, tingkat pemahaman pegawai setelah pendampingan dan manfaat yang dirasakan dengan adanya pendampingan ini  sangat signifikan.

Secara umum manfaat yang dirasakan adalah terpecahkannya solusi kesulitan-kesulitan selama penggunaan HiSys, seperti yang digambarkan pada sebelum pendampingan. Dengan adanya pendampingan kesulitan cepat diatasi  dan dilaporkan kepada pembuat HiSys.

Manfaat pertama adanya pendampingan adalah proses pencarian data pasien yang cepat. Proses pendampingan juga membantu pegawai dalam hal pengecekan nama pasien baru yang ada di UGD, sehingga bagian farmasi lebih cepat memproses pembelian obat dari pasien UGD.

“Selain itu pendampingan juga membantu inputan waktu tunggu pada unit farmasi, sehingga tidak ada resep menumpuk lagi. Manfaat lain yang dirasakan adalah print data pada verikasi lancer. Hal ini dikarenakan pegawai juga dibantu dalam penginputan data hingga terekam dan dapat dicetak di bagian verifikasi,” ungkapnya.

Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema “Peningkatan Kinerja Pegawai melalui Pendampingan HiSys di Unit Farmasi Rumah Sakit Islam Surabaya”, maka rencana berikutnya adalah melakukan diskusi atau pertemuan antara pihak HiSys, perwakilan Unusa dan perwakilan pegawai unit farmasi RSI Surabaya Ahmad  Yani.

Pertemuan ini diharapkan dapat mengevaluasi kebutuhan fitur HiSys pada unit farmasi. Dengan demikian penggunaan HiSys semakin optimal dan mampu memenuhi kebutuhan pegawai unit farmasi. Apabila kebutuhan unit farmasi telah terpenuhi maka pekerjaan akan semakin optimal, efektif dan efisien. Selain itu perlu diadakan pendampingan atau penelitian terkait pemahaman penggunaan HiSys pada unit-unit lain yang ada di RSI Surabaya. rud/ril