SURABAYA | duta.co – Musuh besar Pancasila itu Komunis, bukan Khilafah. Komunis diyakini bisa ‘merantak’ cepat menyusul adanya kekuatan di Senayan. Sementara pengagum khilafah makin ringkih, bahkan nyaris mati.

“Modus mereka, isu khilafah dibesar-besarkan, agar umat Islam saling perang. Anda lihat video suporter membunuh kawan sendiri dengan diselipi kalimat tauhid. Jahat sekali. Tidak ada itu. Ini sengaja dibuat untuk mengesankan Islam sadis,” jelas Anas, salah seorang nahdliyin di Jombang kepada duta.co, Sabtu (29/9/2018).

Dengan isu Islam radikal, maka, isu komunis tenggelam. Untungnya, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo  mau ‘membangunkan’ TNI, agar waspada terhadap gerakan komunis ini. ‘Lonceng bahaya’ Gatot kembali ‘ditabuh’ dalam acara dialog KompasTV bersama Rosianna Silalahi dengan tajuk ‘Siapa Mau Nobar Flim G30SPKI?’ yang di-upload ke laman youtube Jumat (28/9/2018).

Rosi bertanya: Apa relevansikan dengan kondisi bangsa saat ini? Rosi kemudian mengawali (memutar) pidato Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, saat menjawab tantangan Gatot agar berani memutar film tersebut.

Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, “Untuk menonton bersama itu hak seluruh warga negara, bukan hanya hari ini, hari esok atau sekarang, silahkan semuanya bisa nonton,” ujar Hadi.

Lalu, tambah Hadi, bahwa film tersebut merupakan bagian sejarah yang tidak bisa dilupakan. “Ideologi komunis harus benar-benar kita tolak untuk tidak bisa masuk ke negeri Pancasila ini, sehingga generasi muda harus benar-benar tahu,” jelasnya.

Dalam serial dialog yang diunggah di akun youtube itu, Rosi mengutip isi medsos dengan nama Gatot. “Kalau KSAD tidak berani memerintahkan nonton bareng film G30S PKI, bagaimana mau memimpin prajurit pemberani dan jagoan-jagoan seperti Kostrad. Kopassus, dan semua prajurit Angkatan Darat, kok KSAD-nya penakut? Ya sudah pantas lepas pangkat.”

 “Kok keras banget, kenapa?” tanya Rosi.

Gatot pun menjawab, bahwa, pernyataan itu belum berujung. “Saya juga sampaikan saya yakin, bahwa Panglima TNI dan KSAD bukan tipe penakut, karena baik Panglima TNI maupun KSAD dulu pernah menjadi Kepala Staf, saya tahu karakternya,” jawabnya.

“Saya ini membangunkan, mengingatkan. Sama, saya dulu juga dibangunkan oleh Asintel saya, Mayjen Beni yang anaknya kuliah semeteser II di UI. Anaknya  menayangkan, ‘Pak, DN Aidit itu siapa? Bayangin? Generasi milenial ini tidak tahu, setelah saya cek tidak salah. Tidak usah tahun 1998, tahun 2000 seperti itu. Bahkan pelajaran sejarah (PKI) sudah tidak ada,” jelasnya.

Gatot Nurmantyo sangat yakin bahwa Pancasila dalam ancaman, akan diganti oleh ideologi komunis. Keyakinan itu, terkait dengan sumpah dirinya sebagai prajurit. “Apabila itu dikatakan sebagai provokasi, saya siap mempertanggungjawabkannya. Tapi aneh, orang menyampaikan sesuatu untuk kebaikan tapi kok dibilang provokasi. Pasal mana tuh,” ujar Gatot  sebagaimana dikutip wartakota.tribunnews.com.

Gatot tak peduli disebut provokasi. “Yg saya sampaikan adalah untuk mengingatkan kpd sluruh anak bangsa, tentang sejarah kelam. Dimana ideologi Pancasila akan diganti oleh ideologi komunis,” tulis Gatot Nurmantyo dalam sebuah video yang ia share di akun instagramnya. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry