TRENGGALEK | duta.co — Wakil Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Moch Nur Arifin, bergelantungan menunju puncak Gunung Sepikul yang berlokasi di Desa Watuagung Kecamatan Watulimo melalui via ferrata, Rabu (15/8/2018) pagi.

Tidak sendiri, Wabup termuda se-Indonesia ini memanjat untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih berukuran 20×30 meter, di puncak gunung tersebut dengan ketinggan 600 Meter di atas permukaan air laut  bersama  Kapolres Trenggalek, AKBP Didit BWS dan Dandim 0806 Trenggalek, Letkol Inf Dodik Novianto dalam menyambut HUT ke 73 Kemerdekaan RI sekaligus Hari Jadi ke 824 Kabupaten Trenggalek.

Wakil Bupati Trenggalek, H Moch Nur Arifin mengatakan semangat perjuangan dalam merebut kemerdekaan negeri akan tercermin dalam pelaksanaan pengibaran bendera di puncak Sepikul ini.

“Mengibarkan sang saka merah putih dahulu kala pahlawan kita sebagai wujud merebut kemerdekaan bangsa penuh perjuangan sebagaimana digambarkan dengan mendaki seperti ini,” ucapnya, Rabu, (15/8/2018) di Trenggalek.

Dipilihnya Gunung Sepikul, Wabup beralasan, karena tebing cadas dari gunung ini mampu dijadikan jalur via ferrata, serta sudah beberapa tahun kegiatan ini rutin dilakukan menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan.

“Via ferrata adalah jalur pendakian menggunakan kabel atau kawat baja yang membentang di sepanjang rute dan secara berkala yang menempel tetap pada batu. Gunung Sepikul ini sangat layak dipergunakan,” tuturnya.

Selain itu, Wabup memelopori secara langsung rasa nasionalisme warga sekaligus pemudanya dalam menatap estafet kepemimpinan bangsa Indonesia.

“Kita ingin semangat nasionalisme tumbuh dan terpatri dalam jiwa anak muda sehingga NKRI adalah harga mati,” tandasnya.

Terlebih, kegiatan itu, menurutnya bisa menjadi ajang mempromosikan wahana panjat tebing via ferrata di Gunung Sepikul bagi para pencinta alam serta panjat tebing nasional maupun internasional.

“Jika perlu nantinya kita siapkan wahana ini untuk event nasional karena akan bisa menjadi destinasi wisata baru, sehingga kebangkitan ekonomi masyarakat sekitar akan terwujud,” tandasnya.

Sementara, apa yang dilakukan Wabup Nur Arifin sekaligus menjawab tantangan pemuda Trenggalek utamanya, Desa Watuangung, Kecamatan Watulimo.

“Ayo Pak, kapan lagi Wakil Bupati punya waktu luang manjat via ferrata, waktunya masih cukup kok,” tantang beberapa pemuda setempat yang sekaligus sebagai penunjuk jalan ke puncak.

Semula, Arifin tergeming karena waktu tak memungkinkan. Ia terpacu meladeni naik via ferrata setelah Kapolres Didit dan yang tak kalah semangat Dandim Letkol Dodik, rupanya telah bersiap memanjat.

“Ayo Pak Wabup kita tancap,” ucap Dandim Dodik.

Tali-tali pengaman sudah melingkar di pinggang. Ia kebetulan sedang meluangkan waktu untuk menjalani sesi uji nyali ini yang selama ini akrab dengan medan ganas. Mau tidak mau, Arifin sebagai orang nomor satu di Trenggalek itu akhirnya bersedia memanjat.

Tofan Eko Wstra, Direktur Utama Sepikul Via Ferrata (Sparta) yang mengelola wahana itu dan selama ini dikenal manusia cicak, karena keahliannya memanjat gunung tanpa pengamanan, langsung memasangkan tali pengaman ke pinggang Nur Arifin.

Tak lama, Arifin mulai meniti satu demi satu anak tangga besi dipandu sang manusia cicak. Ada rasa takut di mukanya tak bisa ia sembunyikan, tapi kakinya terus mendorong badannya sampai puncak walau pemimpin muda ini sudah beberapa kali menaklukkannya. (ham)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry