AS MERUDAL SURIAH: Rudal Tomahawk yang dilesakkan AS ke arah Suriah (AFP).

WASHINGTON | duta.co – Membalas serangan kimia yang diduga dilancarkan Suriah, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah memerintahkan penembakan 59 rudal jelajah pada sasaran militer negera itu. Sebelumnya, warga sipil Suriah diduga diserang senjata kimia. AS menuduh pelakunya adalah rezim Presiden Bashar al-Assad untuk membunuh warga sipil.

Sejumlah laporan mengatakan, rentetan rudal Tomahawk, yang ditembakkan dari dua kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang berlayar di Laut Mediterania, menargetkan pangkalan udara Al Shayrat di pusat kota Homs.

Lanud ini basis pesawat Suriah melancarkan serangan senjata kimia, Selasa 4 April, yang menewaskan hingga 100 orang. Rudal-rudal itu diluncurkan antara pukul 20:00-21:00 waktu setempat, dan belum ada rincian soal berapa banyak korban yang mungkin sudah tewas.

Trump telah menimbang pilihan respons militer atas dugaan penggunaan senjata kimia Assad terhadap warga sipil di provinsi Idlib, awal pekan ini.

“Malam ini, saya memerintahkan serangan militer menargetkan lanud di Suriah dari mana serangan kimia itu diluncurkan,” kata Trump dalam sambutannya di resor Mar-a-Lago di Florida.

“Aksi ini dalam kepentingan keamanan nasional yang vital AS demi mencegah dan menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan,” tegasnya, seperti dikutip Independent, Jumat (7/4/2017).

“Usaha-usaha sebelumnya untuk mengubah perilaku Assad telah tidak berhasil dan gagal dengan sangat buruk. Malam ini, saya mengimbau semua bangsa yang beradab buat membantu kami mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah,” ujar Trump, yang hanya punya waktu beberapa menit sebelum bertemu dengan perdana menteri Tiongkok.

Presiden telah berbicara awal pekan ini di Kebun Mawar Gedung Putih tentang bagaimana perasaannya melihat foto anak-anak yang mati telah mengubah pendiriannya tentang Assad.

Selagi terbang ke Florida untuk menjumpai Presiden Tiongkok, ia mengungkap pemikirannya tentang Assad dan berkata ‘sesuatu sedang terjadi’.

CNN mengatakan bahwa Trump telah mempertimbangkan berbagai pilihan yang ditawarkan kepadanya oleh para pemimpin militernya. Pada Kamis 6 April malam, ia bertemu Menteri Pertahanan James Mattis dan Ketua Kepala Staf Gabungan, demi membahas pilihan berbeda yang telah tersedia.

Presiden dilaporkan memberi pilihan sederhana, dan operasi lebih luas yang akan menghancurkan infrastruktur dan mungkin mengakibatkan korban jiwa.

Tampaknya Trump memilih respons yang lebih moderat, menargetkan lanud yang diyakini telah dipakai buat menyerang warga sipil Suriah, Selasa. Tapi itu tidak akan cukup, setidaknya pada tahap ini, untuk menyingkirkan rezim Assad.

Laporan awal menunjukkan bahwa AS menghantam satu lapangan terbang, pasokan bahan bakar, dan berbagai pesawat Suriah. Tidak ada satupun target yang diyakini mengandung senjata bahan, dan kabarnya ada pesawat Rusia di lanud tersebut.

Pilihan Trump dipersulit oleh sejumlah faktor. Pasukan Rusia berpangkalan di Suriah dan Washington akan bertindak ekstrem untuk mengabaikan korban di kalangan pasukan itu.

Laporan dari Pentagon menyatakan bahwa Rusia telah diperingatkan sebelum operasi dimulai.

Ada juga pasukan khusus AS yang beroperasi di Suriah, bersama pemberontak anti-Assad, sebagian telah menerima senjata, pelatihan, dan pendanaan dari AS dan anggota koalisinya.

Di samping itu, AS, dengan pasukan Irak dan Kurdi, sedang mencari celah untuk menggempur kembali ISIS, yang bermarkas di kota Suriah, Raqqa.

Dilaporkan Kamis (6/4/2017), Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia tidak diberitahu tentang serangan. Namun, langkah-langkah yang diambil AS telah memastikan pesawat Rusia atau personelnya tidak akan kena. hud, meo, cnn, rtr

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry