RAUT wajah Temuliyah, istri ketua DPRD Kota Mojokerto Purnomo, sedih usai suaminya kena OTT KPK (duta.co: arief).

MOJOKERTO | duta.co – Perumpamaan kehidupan bagai roda berputar, kadang di bawah kadang di atas, lalu di bawah lagi, barangkali cocok untuk menggambarkan kehidupan dan karier politik Purnomo. Dulu pria ini orang biasa saja lalu jadi Ketua DPRD Kota Mojokerto tapi kemudian terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi pemberantasan korupsi (KPK).

Dari keterangan istri Purnomo, Temuliyah, karier politik Purnomo bisa dibilang pasang surut. Dua kali mencalonkan anggota legislatif dua kali pula gagal. Pencalonan pertama pada tahun 2004 politikus yang biasa disapa cak Pur ini gagal. Selanjutnya, pada 2009 juga mengalami kegagalan. Namun, peruntungan Purnomo berubah, pencalonannya pada Pileg 2014 berhasil mengantarkan dirinya duduk di kursi wakil rakyat. Namun, siapa sangka sebelum bergelut di wakil rakyat, dia seorang sopir ekspedisi dan truk tebu sejak tahun 2000 hingga 2014.

“Bapak dulunya jadi sopir ekspedisi ikut pabrik roti di Sidoarjo, kadang sopir angkutan tebu. Sempat berhenti saat masa pileg ketika tidak terpilih kembali lagi jadi supir” katanya saat ditemui di Lingkungan Pulokulon, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Sabtu (17/6/2017).

Lebih lanjut Temuliyah mengatakan saat menjadi supir, suaminya tak pilih-pilih orderan. Semua tawaran yang datang selalu diterima. “Ya serabutan gitu mas,” kata ibu dua anak ini.

Kegigihan Purnomo akhirnya membuahkan hasil. Pencalonannya di Pileg 2014 membuahkan hasil. Bak roda berputar, perlahan-lahan kehidupan keluarga Purnomo terangkat. “Rumah ini tanah warisan, kita jual rumah yang dulu untuk nambahi biaya pembangunannya,” terangnya.

Sementara itu, karir politik di internal PDIP, jejak karirnya pun menanjak memulai dari PAC lantas menjadi Wakil Ketua DPC PDIP sampai saat ini. Sejak September 2015, Purnomo yang sebelumnya anggota dewan diangkat menjadi Ketua DPRD Kota Mojokerto menggantikan posisi Yunus Suprayitno.

“Bapak gak pernah punya uang, masa suami saya sampai korupsi? Kalau korupsi kok tak pernah punya uang,” ujar Temuliyah.

Ketidakpercayaan dirinya kalau sang suami terlibat korupsi, bukan tanpa alasan. Menurut dia, Purnomo masih terlilit banyak utang. Tiap bulan gajinya harus dipotong untuk mengangsur utang Rp 400 juta saat pencalonan tahun 2014 lalu.

“Utangnya masih banyak, saya tiap bulan hanya diberi Rp 5,6 juta sisa gaji setelah dipotong angsuran,” tandasnya.

Ia berharap, masalah yang menjerat suaminya segera tuntas. “Harapan saya segera beres,” tandasnya.

Seperti diberitakan duta.co, Purnomo dikabarkan ditangkap KPK bersama dua wakilnya, Abdullah Fanani dari PKB dan Umar Faruq dari PAN. Selain itu, KPK juga menangkap Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Mojokerto Wiwiet Febryanto. (ari)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry