JOMBANG | duta.co – Hari-hari ini, politisi Jombang, Jawa Timur tengah sibuk menghitung kekuatan. Konon pekan ini, sejumlah partai gurem di kota santri itu, sedang menyusun kekuatan baru, membuka peluang munculnya calon independen untuk berkompetasi dalam Pilkada November 2024.
“Pilbup, di mana pun tidak berbanding lurus dengan kursi Parpol. Pemilih berdiri sendiri dalam menentukan sosok calon Bupati dan Wakil Bupati. Simpul-simpul LSM, Ormas dan OKP memilik kacamata tersendiri dalam menentukan Jombang masa depan,” demikian Drs H Abdul Kholiq, Ketua DPC PBB (Partai Bulan Bintang) Jombang kepada duta.co, Rabu (8/5/24).
Menurut mantan pengurus PC GP Ansor Jombang ini, sejumlah simpul atau tokoh Ormas, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), OKP (Organisasi Kemasyarakat Pemuda) akan bermusyawarah, menyamakan persepsi dalam memajukan kota santri ini. “Melihat peta politik yang ada, kemudian Pilkada Jombang akan diikuti 3 atau bahkan 4 pasangan calon,” tegasnya mantan pengurus PWNU Jatim ini.
Pertama, gerbong yang cenderung mengikuti pola koalisi skala nasional. Yaitu, gabungnya Partai Gerindra (8 kursi), Demokrat (6 kursi) dan Golkar (5 kursi). Ini sudah lebih dari cukup (19 kursi) untuk berangkat ke KPU Jombang.
Kedua, gerbong PKB dengan dukungan 12 kursi. Partai yang belakangan sibuk membesut KH KH Salmanudin Yazid (Gus Salman) ini mampu berangkat sendiri. Meski PKB belum menyerahkan rekom kepadanya, tetapi, ‘pemanasan’ di internal PKB sudah berjalan masif.
Di sisi lain, PKB juga ingin ‘menyusupkan’ Gus Salman ke Gerindra menjadi Wakil Bupati dari Cabup Warsubi. “Cuma baik Gus Salman maupun Warsubi belum mendapat kepastian rekomendasi partai,” tukas sumber duta.co di Jombang.
Meski jawara, dengan kursi terbanyak, tetapi, PKB memiliki masalah tersendiri. Apalagi di Jombang, semua paham, hubungan PKB dengan NU tidak sedang baik-baik saja. Banyak ‘angin’ menerpa internal partai ini. Dengan begitu, partai mana pun bersanding dengan PKB, bakal menuai badai. “Ditambah dalam sejarahnya, PKB selalu kalah dalam Pilkada Jombang. Tidak semujur PPP meski kursinya sedikit,” tambah sember itu.
Ketiga, gerbong nasionalis, PDIP. Di Jombang PDIP memperoleh 10 kursi. Cukup berangkat ke KPU sendiri. Soal figur, PDIP juga tidak kekurangan kader. Ada Sumrambah (Mantan Wakil Bupati), ada juga saudaranya Sadarestuwati (kader GMNI yang dipercaya menjadi Wasekjen Bidang Kerakyatan DPP PDIP), dia juga terpilih menjadi anggota DPR RI Pemilu 2024.
“Cuma kabarnya, Sumrambah pingin gandeng Pak Warsubi. Tetapi, peta dukungan Pilbup kemarin sudah ajur-lebur. Cuma PDIP masih punya peluang mempertahankan duet Hj Mundjidah-Sumrambah. Ini kalau bisa. Karena, kabarnya, Bu Nyai Mundjidah sudah pasrah bongkokan ke Ketua PP Muslimat NU, Bu Khofifah,” urai sumber tersebut.
Gerbong keempat tak kalah seru. Kalau mereka berhasil melakukan konsolidasi, bukan tak mungkin muncul calon independen. Berdasarkan keputusan KPU Kabupaten Jombang, nomor 1053 tahun 2024, syarat minimal dan persebaran bakal calon independen cuma butuh 65,742 ribu dukungan KTP.
Mereka (dukungan) itu harus menyebar minimal di 11 kecamatan. “Ini membuat peluang bakal calon independen semakin besar. Bukan tak mungkin Pj Bupati sekarang, Sugiat SSos, MPsiT menerobos lewat jalur independen,” pungkas sumber tersebut. (mky)