Demi kesehatan konsumen KFC Amerika akan melakukan penghentian pemakaian ayam yang disuntik antibiotik. (FT/IST)

PERLU segera tahu, ada bahaya menyertai kita. Kegemaran orang Indonesia makan ayam potong yang disuntik Antibiotik, harus segera dihentikan. Ini kalau tidak mau menumpuk masalah kesehatan dalam diri kita.

Restoran cepat saji Amerika Serikat “KFC” mengumumkan akan menghentikan penjualan produk ayam yang mengandung antibiotik di seluruh wilayah AS. Langkah ini dilakukan setelah banyaknya protes terkait penggunaan ayam yang disuntik antibiotik.

KFC merencanakan bahwa di akhir tahun 2017, mereka sudah harus selesai menghentikan penjualan ayam antibiotik di 4.200 cabang di seluruh Amerika Serikat. Dan akan menjadikan KFC sebagai restoran Amerika yang menyediakan produk makanan alami dan lebih sehat.

Selain KFC, restoran makanan cepat saji seperti “McDonald” dan “Burger King” dan “Wendy’s” dikabarkan telah berhenti lebih awal menjual ayam yang mengandung antibiotik.

Selama ini antibiotik dipakai oleh peternak ayam untuk membantu penggemukan dan mencegah ternak sakit. Namun efeknya ke manusia sangat berbahaya. Manusia yang memakan ayam yang disuntik antibiotik secara rutin atau sering lebih rentan terhadap penyakit mematikan. Virus dan bakteri yang semakin kebal dengan antibiotik akan dengan mudah menginfeksi manusia.

Padahal, kita tahu, hampir semua orang menyukainya. Maka, sebaiknya kini kita berhati-hati dalam mengonsumsi jenis bahan makanan tersebut. Pasalnya, tak sedikit peternakan penghasil daging ayam, yang menggunakan antibiotik untuk merangsang hormon pertumbuhan hewan ternaknya.

“Ayam dikasih antibiotik maka dia akan cepat besar lalu bisa segera dijual, jumlah telur yang dihasilkan juga lebih banyak dibandingkan yang tidak disuntik antibiotik. Begitu juga dengan sapi dan ternak lainnya,” ujar Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA), dr Harry Parathon pada Pfizer Press Circle (PPC) di Jakarta suatu ketika.

Dengan antibiotik yang terkandung dalam beberapa jenis daging ini maka individu yang mengonsumsinya secara tidak sadar akan turut mengonsumsi antibiotik secara gratis. Padahal antibiotik adalah salah satu jenis obat yang digunakan untuk memerangi penyakit akibat bakteri.

“Penggunaan antibiotik untuk hewan ternak tidak relevan jika hanya untuk merangsang hormon pertumbuhan. Manusia yang akan jadi korban, sama saja dia menumpuk antibiotik dalam tubuhnya yang bisa memicu resistensi,” imbuh dokter spesialis kandungan RSUD DR. Soetomo Surabaya ini.

Resistensi, menurut dia, bukan hal baru di dunia medis. Penggunaan antibiotik yang tak bijak, tanpa resep dokter misalnya, turut mempengaruhi resistensi antibiotik.

“Kalau digunakan tidak sesuai tujuan, yakni mengobati penyakit karena infeksi bakteri, maka akan mengganggu bakteri normal yang ada dalam tubuh. Akibatnya bakteri baik akan berubah menjadi bakteri yang menyebabkan penyakit,” tambahnya. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry