Tampak suasana silaturrahim yang dipusatkan di Hotel Arkan Bakkah, Rumah Haji No 201, Mahbas Jin, yang berjarak 2 kilo meter dari Masjidil Haram, Makkah Al-Mukarramah. (FT/DUTA.CO/IST)

SURABAYA | duta.co — Acara akbar Silaturrahmi XVI NU se-Dunia bertajuk ‘Konsistensi NU dalam Mengawal NKRI dan Perdamaian Dunia’ diselenggarakan Selasa, 7 Dzulhijjah 1438 Hijriyah, atau bertepatan dengan 29 Agustus 2017 di Makkah. Acara yang disiarkan langsung melalui media youtube ini diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars NU Yalal Wathon yang dipimpin Nur Muthafa Kamal dan H M Karim.

“Luar biasa. Aku bangga menjadi warga NU, merinding rasanya menyaksikan kiai-kiai sepuh seperti Mbah Maimun Zubair, Gus Sholah hadir dalam pertemuan itu,” demikian sebagian komentar warga NU di tanah air seletah menyaksikan cuplikan prosesi acara tersebut, Selasa (29/8/2017).

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) Arab Saudi yang menggagas forum intelektual NU tersebut juga mengundang seluruh pengurus cabang istimewa NU yang tersebar di puluhan negara.

Ketua Tanfidziyah PCINU Arab Saudi Ir KH Ahmad Fuad Abdul Wahab mengatakan forum intelektual NU yang digagas setiap menjelang puncak musim haji itu, kali ini dipusatkan di Hotel Arkan Bakkah, Rumah Haji No 201, Mahbas Jin, yang berjarak 2 kilo meter dari Masjidil Haram, Makkah Al-Mukarramah.

“Silaturrahmi XVI NU se-Dunia 2017 ini mengangkat tema ‘Konsistensi Nahdlatul Ulama dalam Mengawal NKRI dan Perdamaian Dunia’,” katanya.

Dia berharap pertemuan ini akan memperkuat sinergi kader NU dalam merawat NKRI dan berpartisipasi lebih nyata dalam mendorong perdamaian di dunia, sesuai visi NU mewujudkan Islam “rahmatan lil alamin”, yang membawa berkah bagi semesta.

Menurut alumnus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, selain dihadiri ratusan delegasi dari puluhan PCINU, forum ini juga menghadirkan ulama sepuh dan Mustasyar PBNU Hadratus Syaikh KH Maimun Zubair (Mbah Mun).

“Pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini selalu dihadiri oleh Menteri Agama sebagai “amirul hajj” (pemimpin jamaah haji) dan Ketua Umum PBNU,” tambahnya.

Yang jelas forum ini juga dihadiri ratusan kader NU, sebagai delegasi dari Taman Pendidikan Al Quran (TPA) dan Masjid Indonesia Jeddah, Sekolah Indonesia Makkah, ITMI Madinah, MWCINU Riyadh, PCINU Arab Saudi, PCINU Yaman, PCINU Libanon, dan PCINU Suriah.

Selain itu, juga ada PCINU Mesir, PCINU Sudan, PCINU Maroko, PCINU Tunisia, PCINU Libia, PCINU Aljazair, PCINU Jerman, PCINU Inggris, PCINU Belanda, PCINU Jepang, PCINU Hong Kong, PCINU Tiongkok, dan PCINU Malaysia.

Dalam pertemuan itu juga dibahas Perppu No 2 tahun 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Menurut sumber duta.co, Dr Ahmad Fahmy Al Anfanany Plt Rais Syuriyah PCINU Arab Saudi, kebagian membahas soal Substansi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ormas Islam yang dinilai pemerintah tidak sejalan dengan NKRI dan kini telah dibekukan.

Dr Ahmad Fahmy membedah dengan jelas, substansi HTI termasuk apakah HTI itu pengikut Wahaby, Syiah atau Khawarij? Dengan paparan yang tajam, Dr Ahmad Fahmy menyimpulkan bahwa HTI itu lebih dekat atau bahkan sama ideologinya dengan penyandang paham kaum Khawarij yang membunuh khulafaurrasidin, khalifah ketiga dan keempat (Utsman bin Affan ra dan Ali bin Abi Thalib krw.) . Mereka ini tidak pernah tunduk  kepada pemerintah manapun. (mky,ytb)