Pegiat Literasi, Bahana Patria (kanan) saat mendongeng untuk anak panti asuhan di Untag Surabayya. DUTA/ist
SURABAYA | duta.co – Sebagai bentuk kepedulian terhadap anak Yatim Piatu, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya secara konsisten mengundang ratusan anak Yatim Piatu untuk turut menyemarakkan bulan Suci Ramadan dengan berdoa dan berbuka bersama, tepatnya pada sepuluh hari terakhir menjelang hari kemenangan, Senin (1/4/2024).
Ratusan anak Yatim Piatu tersebut datang dari tujuh Panti Asuhan di wilayah Surabaya, diantaranya Pondok Pesantren Yayasan Sosial Roudhotul Jannah, Yayasan Yatim Piatu Miftachul Chuluk Sidosermo, Panti Asuhan Al Hasyimi Kedung Thomas, Panti Asuhan Toriqul Jannah, Yayasan Bismar Al Mustaqim, Panti Asuhan Ibnu Sina dan Panti Asuhan Yayasan Ad-Da’wah.
Turut hadir secara langsung Pengurus Yayasan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya dan Rektor Untag Surabaya – Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA beserta jajarannya yang menyambut hangat ratusan anak Yatim Piatu di Gedung R. Ing. Soekonjono lantai satu.
Prof. Nugroho sapaan akrabnya, mengucapkan terima kasih kepada tujuh panti asuhan yang terlibat. “Alhamdulillah, Untag Surabaya selalu menggelar buka puasa bersama adik-adik yatim piatu, semoga hal baik ini dapat berjalan secara lancar kedepannya, dan selalu membawa keberkahan bagi Untag Surabaya,” pungkasnya.
Di sela acara berlangsung, Prof. Nugroho juga mengajak anak Yatim Piatu berinteraksi secara langsung dengan menanyakan bagaimana perasaannya ketika diundang buka puasa bersama di Untag Surabaya. “Kami mengundang adik-adik untuk bisa melaksanakan tausiyah dan buka puasa bersama ini harapannya agar Untag Surabaya selalu terkenang di benak mereka dan kelak bisa menjadi pilihan mereka dalam melanjutkan studinya,” lanjutnya.
Tidak hanya sebatas berdoa dan buka puasa bersama, turut mengundang penceramah Ustadz Ismail Abduh untuk Tausiah Ramadhan dan menyuguhkan hiburan cerita dongeng yang dibawakan oleh Pegiat Literasi – Bahana Patria. “Hal ini dilakukan agar anak-anak Yatim Piatu bisa mengingat pesan moral yang baik-baik,” ujar Prof. Nugroho saat diwawancara.
Sementara itu, Bahana Patria juga menanggapi Untag Surabaya yang sudah memberikan kesempatan baginya untuk menampilkan dongeng yang didalamnya berisi pesan moral, dengan harapan akan mudah diterima oleh anak-anak. “Salah satu bentuk edukasi tahap awal dan mendidik salah satunya dengan menampilkan hiburan melalui boneka, hal ini akan mudah diterima di usia mereka,” terang Bahana. ril/end