Santri TPQ Al-Ikhlas GPSI: Bagi takjil bagian dari latihan peduli sesama.

SIDOARJO | duta.co – Puluhan santri TPQ Al-Ikhlas, Masjid Al-Ikhlas Perumahan Graha Permata Sidorejo Indah (GPSI), Senin (24/3/25) membagikan takjil plus “meneropong” kapan terjadi malam Qadar atau akrab disebut Lailatul Qadar.

“Ini malam (ganjil), malam 25. Lusa malam 27 dan malam 29. Rasulullah Muhammad SAW, teladan kita dalam beribadah menganjurkan memperbanyak ibadah, antara lain memperbayak sedekah, membaca Alquran, dan i’tikaf. Anak-anak kita latih hal tersebut,” demikian Bu Nia, Kepala TPQ Al-Ikhlas.

Mengutip fatwa Wakil Rais Am PBNU, KH Afifuddin Muhajir, bahwa, Lailatul Qadar jangan hanya dicari di tiang-tiang masjid. Tetapi juga di perut orang lapar, di tubuh orang telanjang, dan ridha orang tua. “Puasa juga mengajarkan kita untuk peduli sesama,” tambahnya.

Tak kalah menarik membaca catatan KH Hisyam Abbas yang diunggah aswajanucenter.or.id, tentang, Lailatul Qofar. Menurutnya: Nabi Muhammad Sempat akan Membocorkan (kapan) Waktu Lailatul Qadar itu. Kita mungkin bertanya-tanya, mengapa, sih, Nabi Muhammad saw. tidak membocorkan waktu turunnya Lailatul Qadar?

Jika saja beliau mau memberitahukan kepada umatnya, bukankah itu akan lebih baik. Sehingga umatnya semua mendapatkan Lailatul Qadar? “Jika saja semua umatnya mendapatkan Lailatul Qadar, tentu akan baik bagi kaum muslim. Paling tidak, hati mereka akan tenang dan damai karena telah terjamin diampuninya dosa yang terdahulu. Hidup mereka mendapat keberkahan,” demikian KH Hisyam Abbas.

Sebenarnya, Nabi Muhammad saw., beberapa kali ingin memberitahukan kepada umatnya kapan Lailatul Qadar turun. Beliau tentu sangat berharap semua umat Islam bisa mendapatkan Lailatul Qadar. “Ibn Hajar al-Asqalani menuliskannya di dalam kitabnya, Fath al-Bari Syarh Shahih Bukhari. Paling tidak, tiga kali Rasulullah saw. akan mengabarkan Lailatul Qadar kepada para sahabat. Namun gagal karena beberapa hal,” urainya.

Peristiwa Pertama: Dibangunkan Keluarganya. “Nabi Muhammad saw. tidur. Dan di dalam tidurnya, beliau diperlihatkan Lailatul Qadar. Namun beberapa saat kemudian, beliau dibangunkan oleh salah satu keluarga beliau. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah r.a. bahwa: Telah diperlihatkan Lailatul Qadar padaku. Lalu keluargaku membangunkanku dari tidurku. Kemudian aku lupa.”

Peristiwa Kedua: Keributan Dua Sahabat. Peristiwa kedua ini diungkap oleh sahabat Anas r.a. Waktu itu, Rasulullah sudah diperlihatkan kapan Lailatul Qadar akan turun. Tapi kemudian kekacauan terjadi di depan rumah Rasulullah saw. Sebagaimana hadist: Dari sahabat Anas r.a., dari Ubadah bin Shamit. Ia berkata, “Rasulullah saw. keluar dari rumah. Beliau hendak mengabarkan Lailatul Qadar kepada kami. Namun kemudian ada dua orang muslim yang berseteru dan menimbulkan kegaduhan. Rasulullah saw. lalu bersabda, ‘Aku keluar untuk mengabarkan kepada kalian perihal Lailatul Qadar. Tapi kemudian Fulan dan Fulan berseteru. Lalu hilanglah informasi Lailatul Qadar itu (dari hatiku). Ya, mungkin itu lebih baik bagi kalian. Maka carilah Lailatul Qadar itu di malam ke-29, malam ke-27, dan malam ke-25.’”

“Ditengarai, dua sahabat yang berseteru itu adalah Abdullah Bin Abi Hadrad dan Ka’ab bin Malik,” tulis KH Hisyam Abbas.

Peristiwa Ketiga: Tiba-tiba Hilang dari Ingatan. Abdurrazaq meriwayatkan sebuah hadist mursal dari Sa’id bin Musayyab. Bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Maukah kukabarkan pada kalian tentang Lailatul Qadar?” Para sahabat menjawab, “Iya, wahai Rasulullah.” Beliau kemudian diam sejenak. Lalu bersabda, “Sungguh aku telah berkata pada kalian, dan aku telah mengetahui Lailatul Qadar. Namun aku kini telah lupa darinya.”

“Dalam peristiwa ini, tidak disebutkan sebab musabab lupanya Rasulullah saw. Hikmahnya tidak bocornya Lailatul Qadar alias masih misterinya Lailatul Qadar bagi umat Islam adalah mungkin itu lebih baik bagi kalian. Maka carilah Lailatul Qadar itu di malam ke-29, malam ke-27, dan malam ke-25,” demikian KH Hisyam Abbas. (mky)