Keterangan gambar kanzunqalam.com.

SURABAYA | duta.co – Artikel yang diunggah https://kanzunqalam.com/2017/06/07/misteri-sabdo-palon-tokoh-mistis-rekayasa-belanda/ pada 7 Juni 2017 itu kembali menyasar media sosial, Selasa (5/1/2021).

Judulnya: [Misteri] Sabdo Palon, Tokoh Mistis Rekayasa Belanda?

“Sebagai bangsa Indonesia, selayaknya kita membaca kembali hasil penelitian sejarawan Prof Agus Sunyoto ini. Ingat! Hanya keledai yang jatuh dua kali dalam lubang yang sama,” demikian komentar warganet.

Berikut naskah aslinya:

Berdasarkan penelitian Sejarawan Prof Agus Sunyoto, selepas penangkapan Pangeran Diponegoro, kolonial Belanda membuat strategi baru yaitu melalui perang ideologi dengan cara memanipulasi sejarah.

Salah seorang jaksa bernama Mas Ngabehi Purwowijoyo, diberi tugas membikin Babad Kediri, yang di dalamnya Sunan Bonang, Sunan Giri dijelek-jelekkan, dan dikatakan bahwa Dakwah Islam dianggap telah merusak tatanan masyarakat.

Dari Babad Kediri ini, lahirlah naskah-naskah baru buatan Belanda yang cenderung mendiskreditkan Wali Songo dan Dakwah Islam, diantaranya adalah Serat Darmogandul, Serat Syekh Siti Jenar dan Kronik Klenteng Sam Po Kong (sumber : nu.or.id, republika.co.id).

Sabdo Palon Tokoh Fiktif

Dalam Naskah Serat Darmogandul, diceritakan setelah konflik Majapahit dengan Demak, atas saran Sunan Kalijaga meminta Prabu Brawijaya untuk masuk Islam. Pengislaman Prabu Brawijaya, mendapat penolakan dari abdi Sang Raja, yang bernama Sabda Palon dan Noyo Genggong.

Sebelum pergi Sabdo Palon bersumpah, setelah 500 tahun tanah Jawa akan memunculkan kembali seorang Satria yang menjadi momongannya. Sang Satria ini akan membawa kembali kemakmuran dan kejayaan bangsa Jawa Nusantara dan akan mengusung kembali ajaran Budi.

Perginya Sabdo Palon ditandai suryasengkala “Sirna Ilang Kertaning Bumi” atau tahun 1400 saka (1478 Masehi) (sumber : kompasiana.com, kisah majapahit dan royaap.blog.ugm.ac.id).

Melalui penyelusuran naskah-naskah kuno, Sejarawan Agus Sunyoto berpendapat  Serat Darmogandul dengan tokohnya Sabda Palon dan Noyo Genggong, merupakan cerita fiktif belaka.

Nama Sabda Palon dan Noyo Genggong, sama sekali tidak ditemukan dalam naskah-naskah kuno di era Majapahit, bahkan peristiwa tahun 1478 Masehi, bukanlah pertempuran antara Demak dengan Majapahit, melainkan peperangan sesama kerabat Majapahit, yakni antara Kertabhumi dengan Girindrawardhana (Sumber : Perang Majaphit).

WaLlahu a’lamu bishshawab

Catatan Penambahan redaksi kanzunqalam.com: 

  1. Naskah Serat Darmogandul banyak ditemukan cerita-cerita ganjil (aneh). Serat ini menceritakan konflik Majapahit dengan Demak di tahun 1478 M, yang berdasarkan penelitian sejarah tidak pernah terjadi.

Selain itu, pada salah satu dialog di dalam buku tersebut, tertulis…

Sunan Giri ditanya, “Bagaimana prabu Brawijaya, apa bisa ditangkap?” Sunan Giri menjawab, “Brawijaya sebaiknya disantet saja!”.

Sosok Sunan Giri yang merupakan seorang wali sekaligus alim ulama, digambarkan seperti dukun santet. (*)

Begitu kejam Belanda, sehingga dengan mudah membolak-balikkan fakta, menebar fitnah untuk mengadu domba umat Islam. Sampai-sampai berani menggambarkan sosok Sunan Giri sebagai dukun santet. Astaghfirullah! (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry