APRESIASI: Seorang pengunjung menanyakan tentang sebuah foto yang dipamerkan mahasiswa S-2 Fakultas Sosial dan Budaya Antropologi University of Vienna, Austria di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (5/4).DUTA/ISTIMEWA
APRESIASI: Seorang pengunjung menanyakan tentang sebuah foto yang dipamerkan mahasiswa S-2 Fakultas Sosial dan Budaya Antropologi University of Vienna, Austria di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (5/4).DUTA/ISTIMEWA

Mahasiswa Austria Pamerkan Potret Kehidupan Kampung Surabaya

Surabaya memiliki magnet luar biasa bagi warga asing. Kehidupan sosial masyarakatnya yang terdiri atas banyak kultur menarik untuk diabadikan dalam jepretan foto.

 

Mahasiswa S-2 Fakultas Sosial dan Budaya Antropologi University of Vienna, Austria memamerkan potret kehidupan warga kampung di Surabaya yang merupakan hasil studi eksekursi selama sebulan di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (5/4).

Perwakilan dari University of Vienna, Austria Dr Gabriele Wiechart mengatakan pameran ini merupakan salah satu bagian dari program bertajuk “Anthropology Exploration of Surabaya’s Kampung” yang dihelat mulai 20 Maret hingga awal April 2017.

“Setelah pameran dan presentasi ini, selanjutnya potret-potret kehidupan kampung di Surabaya ini akan diteliti dengan kehidupan warga di sana dan dikemas melalui program bersama,” ujarnya.

Selama sebulan, kata Gabriele, mahasiswanya diharuskan menetap di rumah warga dan meneliti sejumlah kampung di Surabaya seperti Kampung Lawas Maspati, Margorukun dan Jemur Wonosari.

“Anthropology Exploration of Surabaya’s Kampung merupakan program pendek bagi mahasiswa yang difasilitasi kampus. Sebelumnya, mahasiswa secara personel sudah mengunjungi beberapa kota di beberapa negara,” tutur dosen dan juga peneliti senior di Austria itu.

Dia menjelaskan, program ini masuk kurikulum antropologi sosial budaya. Mahasiswa yang mengambil master wajib mengikutinya. “Karena antropologi harus kerja di lapangan, tinggal bersama masyarakat. Jadi mereka harus menyesuaikan cuaca, makanan dan juga budaya,” kata dia.

Kendati bukan dari fakultas teknik, pihaknya menggandeng ITS untuk menggarap program ini dengan harapan bisa membangun dan mewujudkan kampung Surabaya di Austria.

Dia menambahkan, sebelum terjalin kerja sama, antara University of Vienna dan ITS aktif berkomunikasi melalui email sehingga program terlaksana. “Cuma Indonesia negara di Asia yang kami datangi. Selain itu Surabaya menjadi satu-satunya kota di Indonesia,” ucapnya.

Dia menceritakan, dua mahasiswanya, Marinna dan Petra, sangat senang bisa sempat menetap di kampung Surabaya. Kedua mahasiswa itu, kata dia, mengaku heran ketika awal mendengar suara azan Subuh dan melihat warga yang sudah beraktivitas ketika pagi hari.

“Di Austria orang baru bekerja jam delapan pagi, setelah itu pulang dan beristirahat,” ujarnya.

Ketua ITS International Office ITS Maria Anitya Sari mengaku program ini unik. Hal itu lantaran University of Vienna, Austria merupakan kampus yang fokus pada bidang Ilmu Humaniora.

“Sedangkan ITS fokus pada ‘sains’ dan ‘engineering’, tapi digandeng dalam program antropologi. Harapannya, ke depan mahasiswa ITS bisa masuk ke Austria untuk melakukan penelitian,” kata Maria. bbs

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry