“Banyak haters bikers menjuluki harley sebagai Garbage Wagon atau gerobak sampah, saking ribetnya. Dari situlah para dia harder mulai mengkritisi. Uniknya mereka ada di kalangan outlaws, para bajingan jalanan penunggang kuda besi.”
Oleh Isfandiari MD

OLAH karsa dan karya, tak pernah puas alias gak pernah ada habisnya! Itulah langkah lelaku customized. Two wheelers punya taste masing-masing. Ada yang suka minilalis, tetap pakai sasis pabrikan dan ubahan dikit di beberapa bagian, atau bablas ogah asli, dan hanya sisakan nomor sasis di rangka.

Yap, Cuma mesin aja yang stay, semuanya baru lagi. Biasanya itu dilakukan insan penikmat choppers baik yang hardtail ataupun softail. Jadi, akan jadi seru jika kita menyimak perjalanan historikal desain-desain ini. Mulai standar, bobber, choppers sampai yang sekarang kadang latah…Japs style……

Hasrat memodifikasi bisa jadi fitrahnya manusia yang nggak mau sama dan stagnan ikhwal estetika. Bisa ditebak, awal nya coba-coba, sedikit demi sedikit alias minimalis. Dulu, desainer pabrikan suka maksimalis, semua serba gede dan ‘berat’.

Misal di kalangan harleymania sebagai motor yang jadi bebuka agresivitas modifikasi. Harley sangatlah ‘lebay’ dan berat. Jok, sepatbor belum lagi aksesori lain sangatlah besar-besar.

Makanya banyak haters bikers menjulukinya Garbage Wagon atau gerobak sampah, saking ribetnya. Dari situlah para dia harder mulai mengkritisi. Uniknya mereka ada di kalangan outlaws, para bajingan jalanan penunggang kuda besi.

Mereka ingin Harley lebih simpel dan ringan, gampang bermanuver apalagi untuk aksi-aksi kejahatan merampok atau kejar-kejaran antargeng motor. Posisi duduk juga dibuat seru…, menjadi dropseat  mengejar style keren saat riding. Di sinilah, lahir istilah BOBBER.’

BOBBER:

Dulu..dulu saat saya masih jadi wartawan Motor Plus, ada obrolan seru dengan Veroland, salah satu builder ternama dari Kick Ass Choppers. Dia jengkel pada orang-orang yang salah menterjemahkan Bobber. Banyak pede menyangka, bobber isitilah modifikasi yang cenderung ber-ban gendut depan-belakkang.

Asal ber-ban gendut, mereke meyebutnya Bobber. Hal yang sama dibicarakan   Rudy Soedjono dari Flying Piston Garage. Motornya pernah menang jadi the best bobber di event internasional, dan…tampilannya modifikasi minimalis dengan ban depan-belakang yang tidak gendut. Nah!

Oks..oks, bobbers  adalah modifikasi minimalis yang lebih dahulu dari chopppers. Ia tidak mengubah tampilan asli pabrikan, tetap memakai peranti asli. Di jamannya tetap pakai drum brake, kick starter dan nge-bob (potong) fender belakang tanpa sepatbor depan ataupun kalaupun ada yanya pemanis dan sangat minimalis.

Oh ya, fender belakang juga sangat pendek dan sama sekali tak bisa diandalkan untuk menahan cipratan air. Justrua tugasnya memberikan kesempatan ban belakang lebiih show off..big fat ass, agar lebih stylish. Kini isitilah bobbers sedikit bergeser dan fokus pada roda depan-belakang yang besar. Apa boleh buat, definisi ini sudah kadung melekat dan para builders –punya seolah men-sahkannya.

CHOPPERS

Nge-Chop, memotong adalah inti dasar dari choppers. Bodi motor di cho-chop hingga makin simpel. Bodi motor semakin ringan dan aksesori yang tak perlu dibuang ke sudut bengkel. Choppers menjadi  sangat diminati saat para outlaws era 70-an menguasai jalan-jalan di Amerika.

Geng besar seperti Hell’s Angels, Outlaws, Pagans, Bandidos menjadi bebuka awal kebudayaan Choppers ini, terutama Hell’s Angles. Film-film legendari macam Easy Riders telah membuka taste bikers seluruh dunia untuk menjadi chopperis sejati.

Choppers dalam tingkat ekstrem sangat terkait dengan kreativitas dan ketidakmampuan bikers saat itu untuk membeli motor utuh. Beberapa kasus, mereka berburu mesin dan membangun sasis hardtail sendiri untuk menjadikan sebuah motor yang layak dibanggakan.

Setelah itu kisahnya pun berkanjut. Aliran choppers berkembang terus, bisa ala New York (New York Choppers) yang serba rapat sesuai traffic padat kota New York, ada gaya California atau bahkann tak kalah seru selera bikers Skandinavia dengan Skandinavian Choppers, dengan dow tube (Pipa sasis di depan mesin-Bisa double atau singe) yang merapat, dengan rake yang adjustable.

Konstruksi sasis juga disasar sesuai selera. Rake bisa rapat ataupun centang sesuai kebutuhan. Center bone bisa drop seat dengan posisi duduk yang rendang, sepatbor pakai sissy bar, setang bisa pilih drag bar, ape hanget ataupun semi ape hanger.Biasanya roda depan llingkat lumayan besar dan belakang gendut.

“Choppers ibrat cewek cantik dan seksi! Roda belakang besar ibarat bokong wanita, tangki yang langsung  besarf ke depan samahalnya pinggang dan payudara, sok depan centang panjang, kaki yang lanjang, sangat seksi,” gambaran Rudy Soegono, harlemania asal Jakarta dan pengamat kehidupan outlaws bikers.

Knalpot terbilang suka-suka dan stylish sekali. Bisa melangkung ke atas, ke bawah, terserah. Variasi dibuat macho, beberapa pakai sentuhan kulit seperti di jok, lampu depan belakang bolt on, tangki bisa tearsdrops, coffin ,mustang atau apapun. Ini benar-benar bebas lepas dalam kreasi dan selara builder ataupu ownernya.

Sipnya lagi, choppers sejati sangat mementingkan performa mesin. Mesin bisa aftermarket yang canggih, pakai NOS atau variasi penungang performa lainnya. Yang unik dari choppers…sebelumnya mereka menjadi chopperis karena kurang modal, kini..chopperis perlu biaya ekstra untuk mendandani choppernya agar keren. Dalam beberapa kasus, membangun choppers menjadi sangat mahal.

Tapi ada yang digarisbawahi..choppers yang respectable, tentunya lebih mempriotritaskan lelaku handmade (membuat sendiri) ketimbang bolt on (membeli jadi) dari toko variasi atau  pabrikan. Ini yang menjadikan choppers sangat individualis dan bergengsi. Asyik bukan? (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry