KELAHIRAN seorang bayi merupakan suatu kebahagiaan yang tidak tergantikan oleh apapun. Namun, orang tua juga seringkali mengalami kelelahan ketika merawat bayi yang sangat rentan oleh penyakit
Bayi sebenarnya sudah memiliki sistem kekebalan tubuh ketika lahir. Namun, daya tahan tubuh bayi belum matang dan tidak berfungsi secara penuh sehingga dapat mengganggu respon kekebalan tubuh ketika melawan infeksi.
Bayi memiliki faktor pendukung imunitas yang diberikan oleh ibu berupa transfer antibodi melalui plasenta saat trimester terakhir kehamilan dan ASI selama menyusui. Proses transfer antibodi tersebut akan membangun imunitas bawaan yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama infeksi.
Status gizi ibu sebelum kehamilan hingga masa menyusui memiliki peran penting terhadap perkembangan sistem kekebalan tubuh anak. Selanjutnya sistem kekebalan tubuh anak akan berkembang dan matang selama awal kehidupannya.
Status gizi ibu yang tidak normal akan mempengaruhi perkembangan sistem kekebalan tubuh janin baik melalui plasenta atau ASI. Jika status gizi ibu kurang baik maka status gizi janin akan secara otomatis terganggu.
Setelah dilahirkan, lingkungan yang mendukung sistem imunitas bayi setelah dilahirkan adalah ASI/susu formula dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Keduanya berperan penging untuk perkembangan kekebalan tubuh pada anak. Asupan zat gizi yang cukup dan seimbang akan berpengaruh untuk meningkatkan pertahanan tubuh melawan penyakit.
ASI adalah makanan pertama yang diberikan kepada bayi melalui proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD). ASI memiliki antibodi yang ditransfer dari ibu ke bayi. ASI memiliki beberapa senyawa antimikroba yang secara biologis mendukung imunitas bayi pada awal kehidupannya.
ASI memiliki komponen seperti probiotik yang berperan untuk perkembangan bakteri baik di usus sebagai salah satu faktor penting dalam sistem imun anak.
Asupan zat gizi dari MP-ASI berperan penting setelah anak berusia 6 bulan. Zat gizi makro yang sangat berperan penting untuk kekebalan tubuh adalah asam amino, lemak dan karbohidrat.
Asam amino berperan untuk mengatur antibodi dan aktivitas sel darah. Penelitian menunjukkan bahwa asam amino pada daging dan ikan memiliki kemampuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.
Lemak juga memiliki peran penting untuk respon sel imun. Lemak berfungsi untuk ekspresi gen dan penyediaan senyawa kimia sebagai pendukung fungsi sel imun. Karbohidrat juga tidak kalah penting untuk respon imun yang memadai pada proses metabolisme.
Pengetahuan dan sikap orang tua dalam melindungi anak saat bayi merupakan hal yang sangat penting. Orang tua juga harus pintar untuk memilih strategi yang tepat demi mendukung daya tahan tubuh bayi dengan cara memberikan berbagai variasi makanan, fortifikasi sumber zat gizi dan suplementasi. “