GRESIK | duta.co – Ada ‘arus balik’ dukungan Pilgub Jatim 2018. Ratusan gus-gus pesantren dan sejumlah pengurus muslimat NU yang selama ini tidak mendukung Khofifah-Emil, membalik dukungan. Mereka merasa ‘tersesat’ dan tidak ingin menyesal selamanya gara-gara salah pilih.

KH Zahrul Jihad yang akrab di panggil Gus Heri, misalnya, menceritakan keniscayaannya untuk mendukung Khofifah-Emil. Padahal, katanya, dua bulan lalu, dirinya masih dicatat sebagai tim sebelah. “Tetapi Allah swt mentakdirkan lain, saya justru di sini dan wis wayahe. Bismillahirrahmanirrahim wis wayahe Budhe,” kata putra almaghfurlah KH As’ad Umar, Rejoso, Jombang  dalam sebuah pertemuan dengan Khofifah Indar Parawansa, Selasa (8/5/2018) di Gresik, Jawa Timur.

Dalam acara yang dikemas silaturrahim tim militan I dengan Koperasi dan UKM Pesantren ini, Gus Heri kemudian menunjuk nama-nama Gus yang datang dan siap membantu. Ini ada yang dari Lumajang, Kediri, Nganjuk, Magetan semua siap membantu Bu Khofifah.  “Ini Bu Khofifah gus-gus yang siap membantu, dulu mereka itu juga menjadi tim sebelah, sekarang berbalik karena wis wayahe,” kata Gus Heri disambut ratusan hadirin.

Tak kalah menarik, ketika Gus Heri mengabarkan hasil ‘survey’ yang dilakukan di depan mahasiswanya. Ada 198 mahasiswa yang diajar. Dan mereka tahu, saat itu Gus Heri menjadi tim pasangan sebelah. “Ternyata setelah saya tanya, 117 mahasiswa saya memilih Bu KIP (Khofifah red.). Lucunya, ketika saya tanya, jawabnya tidak jelas, wis wayahe. Ya repot, kita boleh berkehendak, tetapi Allah swt pemilik kehendak,” katanya sambil berharap kemenangan Khofifah-Emil diraih dengan bermartabat.

Fenomena ‘arus balik’ juga terjadi di jamaah muslimat NU. Sejumlah orang yang tadinya menggebu-gebu menjadi tim sebelah, kini balik arah, mendukung Khofifah. Di samping Khofifah sebagai ibunya muslimat se-Indonesia, alasan lain partai pendukung Khofifah-Emil bukan partai yang membenci tahlil.

“Ternyata mereka selama ini salah, awalnya mengira Bu Khofifah diusung partai yang dekat dengan wahabi, anti tahlil, nyatanya tidak. Setelah melihat debat publik dan gambar-gambar di jalan, mereka sadar dan balik arah. Alasan lain, wis wayahe ibunya memimpin Jatim,” demikian disampaikan Kiai Ali Mustawa, pengasuh Pengajian Mahadi, di Masjid Al-Ikhlas, Krian, Sidoarjo. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry