
BANYUWANGI | duta.co – Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Kikin Abdul Hakim M mengapresiasi Pengurus Cabang NU (PCNU) yang menata MWC NU (NU tingkat kecamatan) dan Ranting/Anak Ranting (NU tingkat kelurahan/ desa), karena gerakan NU ujung tombaknya adalah di anak ranting, ranting. MWC dan PCNU.
“NU mulai terbang lagi setelah kembali ke Khittah NU, yang diperjuangkan KH Wahab Chasbullah sejak tahun 1971 dan akhirnya diputuskan pada tahun 1984 pada saat dipimpin Gus Dur,” katanya dalam turba PWNU yg dikemas dengan Sillaturrahmi ke PCNU Banyuwangi dan PCNU Situbondo di Banyuwangi, Rabu (19/11) malam.
Turba tim Syuriah dan Tanfidziyah PWNU Jatim itu dihadiri HM Abdullah Azwar Anas (Mustasyar PCNU Banyuwangi), KH Masykur Ali (Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi), KH Sunandi (Ketua PCNU Banyuwangi), KH Muhyidin Khatib (Ketua PCNU Situbondo), Perwakilan Syuriyah PCNU Situbondo dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang yang juga Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, itu mengingatkan NU tidak perlu sibuk melakukan pendekatan-pendekatan kekuasaan ataupun politik, yang lebih penting melakukan pendekatan kepada Allah SWT.
“Kesannya, NU mungkin membebani pemerintah, tapi pemerintah tanpa NU akan berat, karena kinerja NU ke bawah, seperti tahun 1965 itu kalau tidak ada Banser ya semuanya habis disusupi PKI,” katanya.
Menurut Kiai Kikin, agenda atau program penting PWNU adalah melakukan konsolidasi mulai dari PCNU, MWCNU, dan Ranting NU agar nyambung dan sinergi, karena MWCNU dan Ranting itu memang yang paling penting/vital di NU.
Untuk PCNU Banyuwangi, PWNU Jatim mengapresiasi penataan aset yang sudah dilakukan, kemudian pengkaderan dengan melakukan tujuh kali PDPKP selama satu tahun, sehingga PCNU Banyuwangi memiliki 2.500 kader yang siap menggerakkan NU di tingkat bawah.
Ketua PCNU Banyuwangi KH Sunandi juga melaporkan gerakan ekonomi melalui MWC yang membuat lapak 99. PCNU memberi support MWCNU dengan memberikan dana 50% dari total yang diperoleh PCNU dari RSNU Rp100 juta.
Sementara itu, Ketua PCNU Situbondo KH Muhyidin Khatib melaporkan rencana Konfercab PCNU Situbondo pada September 2026. “Alhamdulillah, PCNU sekarang mulai baik dan sempat memenangkan NU Award. Klinik NU juga sudah mandiri, bahkan saat ini sudah ada sebidang tanah untuk rumah sakit,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Rais Syuriyah PCNU Banyuwangi KH Masykur Ali mengusulkan ke Pemkab Banyuwangi untuk membuat Monumen Shalawat Badar yang dikumandangkan pertama kali di Banyuwangi dan kini mendunia. Usulan ini pun didukung Kiai Kikin (Ketua PWNU Jatim).
Usulan lain juga disampaikan Mustasyar PCNU Banyuwangi HM Abdullah Azwar Anas. Ia mengharapkan Pemkab Banyuwangi dan PCNU dapat solid dalam kerjasama, karena pendapatan perkapita Banyuwangi lebih tinggi dari kabupaten lain dan Pemkab Banyuwangi juga menggagas Dana Abadi. (*/pwnu)





































