Suasana rapat konsolidasi terakhir di PP Al-Rahmah Pal 7 Desa Mungguk. (FT/maulida)

SEKADAU | duta.co – Warga nahdliyin Kalimatan Barat tumplek blek jadi satu di Sekadau. Mereka menggelar doa bersama, sekaligus Apel Akbar sebagai komitmen mempertahankan Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apel Akbar ini menyusul adanya gerakan-gerakan radikalisme yang ingin mengganti Pancasila dan mengancam NKRI.

“Kita harus selalu mendekat kepada Allah swt. melatih diri konsolidasi, merapatkan barisan NU agar siap setiap saat menghadapi problem besar bangsa ini. Selama NU kokoh, maka, NKRI akan kokoh. Tradisi gotong royong NU harus terus dijaga, sehingga organisasi ini lebih mandiri,” demikian disampaikan Abdul Mun’im DZ selaku instrukur dari PBNU dalam acara konsolidasi panitia di Pesantren Al-Rahmah Pal 7 Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat, Jumat (30/3/2017) malam.

Bertempat di Pesantren Al-Rahmah, dilakukan special event (silaturahmi  dan dialog bersama instruktur tim nasional). Hadir tokoh NU Sekadau, Ketua PCNU se-Kalbar, Badan Otonom bersama Ketua  Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat. Acara ini dihadiri instruktur PBNU.

Rais Suriah Pengurus  Cabang Nadlatul Ulama Sekadau, KH Muhdhor, selaku shohibul Ma’had mengatakan, bahwa, “Nahdlatul Ulama sudah berjalan dengan baik, berharap nahdliyin yang mengikuti Apel Akbar ini lebih bersemangat dalam menghadapi tantangan, salah satu tantangan saat ini adalah generasi muda sudah tergerus paham paham radikal. Mohon para kiai memberikan pencerahan,” tuturnya.

Sementara H Hildi Hamid, Ketua Pengurus PWNU Kalimantan Barat mengatakan, bahwa acara silaturahmi ini adalah doa bersama sekaligus konsolodasi, sebuah kegiatan yang luar biasa karena dihadiri oleh seluruh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama se-Kalimantan Barat.

Ia juga mengatakan bahwa setiap kali menghadiri acara NU, dirinya merasa bersemangat karena warga nahdliyin selalu melakukan gotong royong dengan kesadaran masing masing, sehingga acara selalu berjalan dengan baik dan lancar.

Selaku pengurus NU, ia juga berpesan agar kegiatan ini benar-benar dijaga kemurnian dan keikhlasannya. Jangan sampai melibatkan Nahdlatul Ulama dengan politik praktis, atau sebaliknya. “Sekali lagi, jangan libatkan NU dalam kampanye politik,” pesannya.

Masih menurut H Hildi Hamid, sebagai pengurus NU harus bisa membuktikan bahwa NU tidak terlibat politik praktis. Politik NU adalah kebangsaan. “Kita buktikan bahwa Apel Akbar NU ini murni acara NU, apalagi hadir Kapolda Kalbar dan pejabat-pejabat lain,” tambahnya.

Amin Makruf, salah satu tim instruktur PBNU dalam sambutannya mengatakan, bahwa, NU punya tanggung jawab besar, atau beban moral dalam menghadapi politik kebangsaan. “Kita harus melakukan penguatan ideologi kita sendiri, sebelum menguatkan ideologi lain,” pungkasnya.

NU dan NKRI, jelasnya, tidak bisa dipisahkan. Sudah menjadi satu kesatuan. “Jika NKRI utuh, maka NU utuh dan Islam ahlus sunnah wal jamaah juga akan eksis,” tambahnya.  (Lap: Maulida)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry