KELUARGA SIMPAN MAYAT: Istri salah satu jenazah bernama Hanung, Neneng Hatidjah (76), dan anaknya, Denny Rohmat (42), diamankan kepolisian di rumahnya, Senin (30/1). (ist)

CIMAHI | duta.co – Sebuah keluarga di Kota Cimahi, Jawa Barat, menyimpan jasad dua anggota keluarganya setahun dalam kamar rumah hingga menjadi kerangka. Polisi sedang menangani kasus ini, diduga keluarga itu menganut aliran kepercayaan tertentu. Dua jenazah ayah dan anak yang telah jadi kerangka, yaitu Hanung Sobana (84) dan Hera Sri Herawati (50), telah dimakamkan.
Kedua mayat dan keluarganya itu menghuni rumah di Kompleks Cijerah II, Gang Nusaindah 6 Blok 13 No 117, RT 7 RW 17, Kota Cimahi, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Keluarga mengaku lebih satu tahun menyimpan dua jasad itu.
Terungkap, keluarga itu menganut aliran kepercayaan tertentu. “Ini dari keterangan tetangga ya, jadi diduga kuat dia (sekeluarga) punya aliran kepercayaan lain,” kata Kasatreskrim Polres Cimahi AKP Niko N Adiputra di kantornya, Selasa (30/1).
Niko menjelaskan, dugaan mengikuti aliran kepercayaan tertentu ini diperkuat pengakuan istri Hanung dan anggota keluarga yang tinggal di rumah itu. Menurut Niko, mereka mengakui sengaja menyimpan mayat Hanung dan Hera dalam kamar.
“Prinsip dia (istri Hanung) begini, kalau orang meninggal jiwanya terpisah, tapi raganya ada. Maka dari itu saat meninggal ditaruh di atas tempat tidur. Saat ditanya agamanya, dia bilang agamanya terserah Anda menyebut apa. Tapi dia bilang itu yang diyakininya,” jelas Niko.
Polisi telah meminta keterangan sejumlah warga setempat di sekitar lokasi kejadian. Keterangan warga seragam. Keluarga tersebut ‘berbeda’ dari yang lainnya. “Warga di situ juga mengakui dan enggak ada yang berani masuk, karena mereka (penghuni rumah) punya aliran kepercayaan sendiri,” ucap Niko.
Sebelumnya, polisi telah membawa ibu dan anak pemilik rumah yang di dalamnya ditemukan kerangka tersebut ke RS. Dua orang yang diamankan itu adalah istri Hanung, Neneng Hatidjah (76), dan anaknya, Denny Rohmat (42).  “Ibu dan anaknya dibawa ke rumah sakit karena tadi pas dicek kondisi kesehatannya menurun,” ujar Sutarman di lokasi.
Sementara satu anaknya lain, Erna Hendrasari (48) yang semula dianggap hilang, ditemukan di dalam salah satu kamar. Erna, kata Sutarman, selama ini terus diam di dalam kamar karena mengalami gangguan jiwa. “Untuk anak yang satu lagi kita langsung bawa ke RSJ karena kondisinya kurang stabil,” katanya.
Saat kepolisian selesai melakukan penyelidikan dan menyegel rumah dengan police line, tiba-tiba sekitar pukul 13.30 WIB Neneng dan Deny datang. Keduanya datang dengan pengawalan dokter dan petugas kepolisian yang menjaganya selama di rumah sakit.
Neneng yang mengenakan pakaian motif ungu itu datang dan langsung membuka segel yang dipasang di pagar rumahnya. Sementara Deny yang mengenakan kaca mata dan topi cokelat hanya menunduk tanpa banyak bicara. “Kenapa ini begini. Ini kan rumah saya,” ujar Neneng sambil mencoba melepas police line.
Sutarman yang masih berada di lokasi langsung menenangkan Neneng sambil memberi penjelasan bahwa rumah untuk sementara tidak bisa dimasuki. “Maaf Ibu, untuk sementara ini masih dalam penyelidikan. Ibu tidak boleh masuk dulu,” katanya.
Setelah berdebat beberapa saat, AKP Sutarman menginstruksikan bawahannya membawa Neneng dan Deny ke Mapolsek Cimahi Selatan untuk ditenangkan sekaligus dimintai keterangannya. Sementara itu dua kerangka yang sebelumnya berada di dalam rumah sebelumnya telah dievakuasi untuk selanjutnya dimakamkan di TPU terdekat.
AKP Sutarman mengaku belum bisa menggali keterangan lebih jauh terkait kasus tersebut terhadap istri dan anak penghuni rumah. Namun dari hasil pemeriksaan sementara salah satu korban meninggal pada awal Januari 2016 lalu.
“Anaknya (Hera Sri Herawati) meninggal Januari 2016 lalu. Bapaknya (Hanung Sobana) meninggal Desember 2017,” ujarnya.
Namun polisi belum bisa memastikan apakah hal tersebut benar atau tidak. “Kita masih dalami karena ini kan sudah dalam kondisi kerangka. Yang tahu pasti itu dokter forensik,” katanya.
Sutarman mengatakan saat ini dua kerangka tersebut telah dimakamkan di TPU dekat lokasi. Kedua kerangka tersebut tidak diautopsi lantaran tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. “Kita makamkan langsung karena tidak ada tanda-tanda kekerasan,” ucapnya.
Meski begitu kepolisian akan terus melakukan penyelidikan dengan melakukan pemeriksaan terhadap istri dan anak korban yang masih hidup untuk mengetahui penyebab pasti kematian Hanung dan Hera. hud, dit

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry