TIBA DI JUANDA: Jamaah haji kloter I debarkasi Surabaya sebanyak 447 orang tiba di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Kamis (7/9) sore. Sepuluh jamaah sakit. Mereka diberangkatkan ke Asrama Haji Surabaya. (duta.co/ridho)

JEDDAH | duta.co – Pihak Kerajaan Saudi Arabia menyatakan ibadah haji di Idul Adha tahun ini  terlaksana dengan sangat sukses. Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel. Namun, masalah terbesar yang dihadapi jamaah Indonesia adalah antre toilet di Mina. Lho?

“Informasi yang saya terima dari rilis kerajaan Arab Saudi mengatakan, bahwa ibadah haji tahun ini istimewa sebagaimana tahun kemarin,” ujar Agus usai melepas keberangkatan jamaah kloter satu Embarkasi Solo (SOC 01) di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, Kamis (7/9/2017).

Menurut Agus, Pemerintah Arab Saudi mengatakan at-tanahum al-amtsal, yaitu sebuah harmoni yang sangat cantik dari semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan haji tahun ini. Banyak pihak memang yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji. Selain masing-masing panitia penyelenggara negara pengirim jamaah haji, dari pihak Saudi, ada Kementerian Dalam Negeri Arab

Saudi, Kementerian Haji dan Umrah, termasuk juga GIP atau Badan Intelijen Saudi yang melakukan asessment security atau kajian tentang keamanan haji tahun ini.

“Penyelenggaraan haji tahun ini sangat sukses meski jumlahnya jauh lebih banyak. Ada tambahan 52 ribu. Awalnya saya agak pesimistis dengan begitu drastisnya peningkatan kuota ini,” kata Agus Maftuh.

Meski demikian, Agus Maftuh mengakui masih ada sejumlah catatan perbaikan, antara lain di Mina, terkait tenda dan antrean panjang toilet.

Agus akan  memaksimalkan upaya diplomasi haji dengan ad-Diwan al-Malaky atau Royal Code. “Kita akan minta perbaikan-perbaikan ke depannya,” ujarnya.

Sementara itu menurut Agus, alternatif solusi yang akan ditawarkan, ialah perlunya membangun bangunan bertingkat di Mina. “Atau kita minta ke Saudi bahwa Indonesia akan terlibat dengan Wika atau Waskitanya untuk bangun toilet di situ (Mina). Ini terobosan yang harus kita lakukan,” katanya.

Keluhan Antre Toilet

Menurut Agus Maftuh, titik yang ada di Mina Jadid dapat dibangun toilet dengan tingkat dua atau tiga sehingga kenyamanan jamaah haji akan terasa. “Karena kami sering mendapat keluhan bahwa musibah terbesar jamaah haji itu ketika antre di toilet,” katanya.

Kondisi di Mina saat ini juga yang membuat  Agus Maftuh memilih bersikap rasional soal kemungkinan adanya penambahan kuota. Meski demikian, pihaknya akan terus mengupayakan. Menurut dia, ada dua cara yang akan dilakukan.

“Ada dua cara (untuk penambahan kuota haji). Pertama minta langsung ke Kerajaan (Saudi). Skema kedua, kita nego anggota OKI, terutama negara Afrika,” jelas Agus yang juga wakil tetap RI untuk Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ini.

Kuota jamaah haji Indonesia tahun ini kembali normal menjadi 211 ribu. Kuota tahun ini bahkan bertambah sebanyak 10 ribu atas lobi Presiden Joko Widodo sehingga totalnya menjadi 221 ribu. Kuota tahun ini lebih banyak 52.200 jika dibanding empat tahun terakhir yang hanya 168.800 seiring adanya pemotongan kuota sebesar 20 persen.

Dengan kuota 200 ribuan seperti tahun ini, daftar tunggu haji di Indonesia cukup lama. Di sejumlah daerah, daftar tunggu lebih dari 10 tahun. Bahkan sampai 20 tahun.

Agus mengatakan, menambah kuota sangat mungkin. Dalam hitungannya, kuota bisa ditingkatkan hingga 300 ribu. Yang perlu dipikirkan adalah kesiapan pemerintah. Juga kondisi Mina. “Harus rasional dengan kondisi Mina,” jelasnya.

Siapkah jika Kuota Tambah

Mina termasuk titik krusial penyelenggaraan haji. Di tempat tersebut, jamaah menginap sebelum melempar jumrah. Tahun ini, karena banyaknya jamaah, tenda overload. Jamaah berdesakan. Sampai-sampai Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memprotes penyelenggara haji Saudi, Muassasah, dan Maktab.

Soal kesiapan pemerintah, Agus dalam sebuah kesempatan sebelumnya menyebutkan menangani 300 ribu jamaah bukan hal perkara mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari petugas, penerbangan, hingga penanganan di Tanah Suci.

“Kalau mau, pembicaraannya (negosiasi penambahan kuota) high level. Presiden ke Raja (Salman) atau Kerajaan. Kalau saya, hanya membantu. Tapi mau dan siapkah kita?” kata pria kelahiran Semarang ini.

Agus mengaku hubungan Saudi dan RI kian baik. Salah satu buktinya, Raja Salman berkunjung ke Indonesia. Hubungan ini bisa diharapkan saling memberi manfaat, termasuk di antaranya soal penyelenggaraan haji. Tapi kembali lagi, maukah RI menambah kuota? Dan, siapkah?

 

Kloter I Tiba di Juanda

Sementara itu, jamaah haji kelompok terbang (kloter) pertama Embarkasi Surabaya tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo. Kloter pertama yang terbang menggunakan pesawat Saudi Arabian Airlines tipe Boeing 747 seri 400 dengan nomor penerbangan SV 5410 tiba, Kamis (7/9) pukul 15.49 WIB.

Informasi yang didapat dari Angkasa Pura Bandara Juanda Surabaya, rombongan kloter pertama yang terdiri atas jamaah haji asal Kabupaten Kediri ini sebanyak 447 orang, terdiri dari 208 jamaah laki-laki dan 239 jamaah perempuan. Dari jumlah tersebut ada 10 jamaah yang menggunakan kursi roda.

Dari pantauan di Juanda, para jamaah haji setelah turun dari dalam pesawat langsung melakukan sujud syukur.”Kami mengucapkan syukur alhamdulillah, berkat pertolongan Allah mudah-mudahan hajan makbruroh,” kata H Samsul Hadi, jamaah haji asal Kediri.

Masih kata Samsul, untuk tahun ini pelayanan jamaah haji asal Indonesia luar biasa aman dan lancar. “Untuk tahun ini rombongan jamaah haji asal Indonesia pelayanannya sangat baik tanpa ada halangan apa pun,” terang Samsul.

Samsul berharap untuk pelayanan tentang katering para jamaah alangkah baiknya diberikan selama 24 jam penuh. “Agar para jamaah tidak usah memasak,” jelasnya.

 

Katering di Madinah Diketati

Bicara soal katering, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, akan ada pengawasan ketat terkait distribusi layanan katering yang akan diberikan kepada jamaah haji Indonesia di Madinah. Pengawasan dilakukan agar tidak kembali terulang kasus makanan basi.

Sebelumnya, satu perusahaan katering di Madinah, PT Bahar Harr mendapat teguran karena makanannya basi saat hendak didistribusikan ke jamaah. Pada 12 September 2017, jamaah haji gelombang kedua akan mulai bergerak ke Madinah. Karena itu, segela persiapan dari pemondokan sampai katering harus disiapkan dengan matang.

“Ini menjadi pelajaran untuk gelombang kedua. Kami akan lebih ketat mengawasi setiap katering atau makanan yang akan disajikan dan didistribusikan kepada jamaah,” kata Menag Lukman usai melakukan rapat persiapan kedatangan gelombang kedua dari Makkah ke Madinah di Kantor Urusan Haji Indonesia Daker Madinah, Kamis (7/9) siang.

Selain soal katering, dalam rapat tersebut juga dibahas soal pemondokan. Perbedaan sistem sewa pemondokan di Madinah dan Makkah menjadi pembahasan serius.

Sistem blocking time dalam penyewaan hotel di Madinah kerap menjadi masalah. Sistem ini membuat pihak Indonesia tidak bisa leluasa mengatur penempatan jamaah. Karena sewa sistem blocking time ada batas waktunya. Salah satu persoalan yang sering terjadi karena sewa blocking time adalah jika ada jamaah pecah kloter.

Karena itu, tahun depan ada kemungkinan penyewaan hotel di Madinah akan menggunakan sistem satu musim haji (full musim), sama seperti di Makkah. Sehingga, Indonesia bisa leluasa mengatur penempatan jamaah haji. Di Madinah, ada dua cara menyewa hotel, sistem blocking time dan satu musim.

“Kalau di Makkah kami menyewa langsung lewat si pemilik hotel itu. Tapi kalau di Madinah harus melalui majmuah, semacam asosiasi hotel. Tidak hanya Indonesia, semua negara juga melalui Majmuah.Tapi sewa satu musim lebih mahal tentunya daripada blocking time,” imbuhnya. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry