JAKARTA | duta.co – Untuk mengantisipasi konflik di masyarakat khususnya menghadapi tahun politik (Pilkada) 2018-2019. PBNU bersama Polri bergandengan tangan menjaga persatuan dan kesatuan NKRI. “Kalau NU biasa saja menghadapi tahun politik, tapi kerukunan dan keamanan tetap nomor satu,” ujar Ketua PBNU KH Manan A Abdul Ghani kepada Duta di Jakarta, Selasa (24/4).

Kerjasama PBNU-Polri direalisasikan dalam kegiatan TOT Muharrik Masjid dan Dakwah mengusung tema wawasan kebangsaan dan keberagaman dalam menangkal isu SARA dan hoaks. Kegiatan ini melibatkan pengurus LTM NU, takmir, khatib, pengurus DMI Kabupaten, serta narasumber dari LTM PBNU dan Mabes Polri. Kegiatan sudah berjalan di PWNU Sumatera Utara, Medan, Bandung, Makasar dan PWNU Lampung, dan rencana selanjutnya akan dilaksanakan di 17 titik rawan isu sarra di Indonesia.

Dikatakan Kiai Manan, bahwa isu sarra dan berita-berita yang tidak bisa di pertanggungjawabkan (hoaks) menjelang Pilkada atau di tahun politik selalu bermunculan di tengah masyarakat baik melalui media sosial maupun interaksi dilingkungan masyarakat. Sehingga masyarakat mudah percaya dan akhirnya menimbulkan konflik dan kegaduhan. “Untuk itu, sebagai pengurus NU dimanapun berada merupakan tanggungjawab dan jihad besar untuk menjaga perdamaian,” ungkapnya.

Kiai Manan menegaskan, menjaga kerukunan dan perdamaian adalah jihad besar bagi warga nahdliyyin. Menurut Kiai Manan, pengurus NU yang tidak mau ngurusi urusan umat bukan pengurus. “Ngapain kalau jadi pengurus kalau tidak ngapa-ngapain,” tegasnya.

Sementara itu, Kasubdit II Mabes Polri Kombes Asep Ruswanda mengatakan, kegiatan TOT Muharrik  Masjid merupakan tindak lanjut dari MoU antara PBNU dan Polri. Tujuan kegiatan ini menjaga Kantibmas kondusif teruma di tahun politik saat ini. Sehingga masyarakat aman tentram, tidak ada konflik dan tidak gaduh. “Jangan terprovokasi orang yang berbuat provokasi,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut sehingga masyarakat benar-benar merasakan aman dan tenteram tidak ada gejolak apa pun. “Bisajadi kedepan kerjasama ini tidak hanya dengan NU melainkan dengan ormas lain, sehingga kantibmas bisa terwujud,” pungkasnya

Ditambahkan Ketua LTM H Mansur Syaerozi, momentum Pemilu dan Pilkada serentak 2018 secara populer disebut sebagai “tahun politik” tentu tantangan yang dihadapi masyarakat dan bangsa adalah bagaimana menjadikan penyelenggaraan pilkada di 17 provinsi, 115 kabupaten dan 39 kota jujur adil dan demokratis. “Tetapi juga dalam suasana riang, damai, dan aman,” ujarnya

Belum lagi maraknya penggunaan sentimen isu SARA dalam kehidupan sosial dan politik, ditambah menjamurnya radikal-terorisme dan sekteraniasme. Untuk itulah, kegiatan TOT wawasan kebangsaan dan keberagaman seperti ini penting dilakukan untuk memperkokoh idiologi Pancasila sebagai falsafah negara. Memperkuat dan menyebarluaskan faham keagamaan Islam yang ramah, moderat dan toleran. Serta menjaukan umat Islam dari ide mengganti sistem negara dengan khilafah dan menangkal pengaruh faham ideologi transnasional. hud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry