DIGITAL : Media update Kantor OJK Kediri bersama jurnalis (ft/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Seiring perkembangan Industri Keuangan Digital (IKD) yang dapat melakukan penetrasi hingga ke pelosok daerah. Sehingga dapat mendukung perputaran roda perekonomian.

Menjadikan materi utama saat digelar Media Update, digelar Kantor Otoritas Keuangan (OJK) Kediri bertempat di Omawalet Cafe & Resto, Jl. Erlangga Katang Kabupaten Kediri, Senin (3/12/2018).

Disampaikan Kepala OJK Kediri, Slamet Wibowo, bahwa perkembangan industri keuangan sebagai akselerasi, akses jasa keuangan masyarakat. “Biaya pelayanan yang minimal dan keterjangkauan akses selama 24 jam menjadi keunggulan dari Industri Keuangan Digital,” terang Slamet Wibowo

Berdasarkan data, diterangkan Slamet Wibowo saat ini terdapat 73 penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi (fintech peer to peer lending) yang telah berizin dan terdaftar di OJK. Jumlah pinjaman yang berhasil disalurkan sampai dengan posisi September 2018 sebesar Rp13,83 triliyun dengan rasio pinjaman non lancar dan macet sebesar 3,27%.

“Untuk itu, OJK menghimbau agar masyarakat bijak dan cermat dalam memilih penyelenggara pinjaman. Pastikan bahwa penyelenggara fintech tersebut telah terdaftar atau berizin di OJK,” imbuhnya.

OJK sebagai regulator, bisa memberikan sanksi ke perusahaan fintech atas aduan masyarakat memberikan tawaran yang mencurigakan.

“Kepada masyarakat, bila menemukan kecurigaan atau ingin mendapatkan onformasi, bisa menghubungi Layanan Konsumen OJK, menghubungi nomor telepon 157, atau mengirimkan email ke konsumen@ojk.go.id atau waspadainvestasi@ojk.go.id,” jelas Kepala OJK Kediri, per 12 Desember nanti akan mendapatkan jabatan promosi sebagai Kepala OJK Propinsi Sulawesi Utara.

Adapun terkait Program Inklusi Keuangan dilaksanakan Bulan Oktober kemarin, OJK telah menggelar acara edukasi perbankan kepada masyarakat, diantaranya menggandeng Dinas Pendidikan untuk memberikan wawasan kepada tenaga pendidik tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran Ekonomi (MGMPE).

“Selain tenaga pendidik dengan memberikan materi bahan pengajaran, kami edukasi kelompol disabilitas, pensiunan, kelompok Pekerja Migran Indonesia (PMI) termasuk keluarga TKI. Kemudian di Ponorogo, kami mengawasi pelaksanaan program Simpanan Pelajar (Simpel),” jelas Slamet Wibowo. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry