Sekretaris PW GP Ansor Jatim Moh Abid Umar (ist)

SURABAYA  | duta.co –  Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur memastikan mencabut laporannya di Polda Jatim soal puisi ‘Ibu Indonesia’ yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri, Jumat (6/4) harini. Di sisi lain, di Jakarta, massa Aksi Bela Islam (ABI) 64 turun jalan mendesak proses hukum terhadap laporan soal puisi Sukmawati jalan terus.

“Kami sudah koordinasi dengan Ketua Umum PP Ansor untuk mencabut laporan tersebut ke Polda Jatim. Kami sudah memerintahkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor untuk mencabut laporannya hari ini (Jumat),” kata Sekretaris PW GP Ansor Jatim Moh Abid Umar di Surabaya.

Pertimbangan GP Ansor mencabut laporan ada beberapa. Antara lain, agar tidak memanas, selain itu ada instruksi dari PP GP Ansor. “Ketiga, karena Sukmawati sudah meminta maaf. Wajib bagi kita untuk memaafkan kepada orang yang sudah meminta maaf,” kata Gus Abid, sapaan akrabnya.

Gus Abid berharap kasus ini tidak dipolitisasi, mengingat tahun ini merupakan tahun politik. “Orang salah berucap wajarlah, tapi jangan sampai dipolitisasi. Karena itu, kami minta ke teman-teman media untuk meredam perihal berita yang sudah,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, mengatakan GP Ansor Jatim belum mencabut laporan di Polda Jatim. “Belum ada, GP Ansor juga belum mencabut laporannya,” kata Barung singkat.

Rabu, 3 April 2018, lalu Badan Otonom PWNU Jatim itu melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke Polda Jatim. Pelaporan terkait puisi ‘Ibu Indonesia’ ciptaan Sukmawati yang dibacakan pada peringatan 29 tahun Anne Avantie beberapa waktu lalu, di acara Indonesia Fasion Week (IFW)2018.

 

Massa Bela Islam 64 Demo

Sementara itu, massa yang tergabung dalam Aksi Bela Islam (ABI) 64 menggelar aksi unjuk rasa di gedung Bareskrim Mabes Polri di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (6/4). Massa melakukan long march dari Masjid Istiqlal. Mereka  melantunkan azan dan membaca ayat suci Alquran. Ini dilakukan untuk membuktikan merdunya suara azan dan juga lantunan Alquran. Mereka mengecam isi puisi dari Sukmawati yang menyinggung syariat Islam seperti suara azan dan cadar.

Menurut mereka, apa yang telah dilakukan oleh Sukmawati dapat dimaafkan, tapi proses hukum harus tetap jalan. Inilah alasan kenapa aksi Bela Islam 64 digelar. “Suara kidung lebih bagus dari azan, benar apa tidak nih? Kalau yang begitu waras apa tidak tuh?” kata salah satu orator yang mengenakan peci putih saat berdiri di atas mobil komando.

Orator kembali menyebut, permintaan maaf dari Sukmawati terhadap umat Islam sudah diterima. Namun ia meminta Kepolisian tetap memproses hukum putri Presiden RI pertama Soekarno karena telah menodai agama. “Kalau kita manusia, pasti maafin. Benar tidak? Tapi yang dihina adalah syariat Allah saudara. Maafin kagak. Maafin kaga?” kata orator.

Dalam aksi damai ini yang diinisasi Persaudaraan Alumni 212 berharap tuntutan mereka didengarkan polisi. Bila polisi membiarkan laporan terhadap Sukmawati, maka polisi sangat jelas menerapkan hukum dengan tebang pilih. “Dimana keadilan ini saudara – saudara?” katanya. tom, hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry