SURABAYA | duta.co – Masih dari ‘Kick Andy Double Check’ bertajuk ‘Dosa Dosa Anies’ yang tayang 18 Juni 2023 malam. Netizen memotong dialog yang berdurasi 1 jam 26 menit 53 detik itu menjadi lebih pendek. Satu sudut pandang (angle) tongkat sakti.

Andy F Noya sang pewancara, menyela, ketika Anies mau menjelaskan perihal tongkat sakti Diponegoro yang dikembalikan Belanda. “Saya mau cerita versi saya dulu,” katanya disambut senyum lebar oleh Anies.

“Suatu hari, pemerintah Belanda menghubungi Indonesia. Kemudian berniat mengembalikan tongkat pusaka, ibaratnya tongkat komandonya Pangeran Diponegoro yang dirampas oleh Belanda dan di bawa ke Belanda ketika penangkapan Pangeran Diponegoro. Dan (barang ini) ingin dikembalikan,” demikian Andy.

Pada saat itu, jelasnya, seharusnya Pak Jokowi yang menerima. Tetapi hari itu, Anda dianggap menelikung Pak Jokowi. (Karena) Anda yang menerima. Kenapa ini menjadi persoalan besar?

“Karena ada kepercayaan terutama mungkin masyarakat Jawa, bahwa, tongkat komando yang pusaka itu (dipercaya),  siappun yang menerima pertama kali dan memegangnya, maka, dia punya peluang untuk menjadi pemimpin. Pemimpin ini bisa relative. Nah ini membuat Pak Jokowi tersinggung karena Anda menelikung Pak Jokowi. Anda yang menerima, Anda yang memegang pertama kali,” tambahnya.

Keterangan foto detik.com

Anies sedikit kaget. “Ada (cerita) begitu ya,” tanyanya heran.

“Ini ada alasan yang membuat kata orang, Anda diberhentikan,” jelas Andy.

Apa jawab Anies? “Saya cerita sedikit. Saya baru bertugas di Kemendikbud (Menteri). Lalu dari Kedutaan Belanda datang dan menyampaikan, bahwa, Cakra Pangeran Diponegoro akan dikembalikan. Ini top secret, tidak bisa (tidak boleh) diketahui siapa pun, kapan waktunya dan lain-lain. Semua dijaga, konvidensial itu. Karena nilai dari barang ini priceless, istilah mereka. Tak ternilai harganya.”

“Dan banyak orang yang mencoba untuk memburu barang ini. Jadi mereka menempatkan ini sebagai sebuah operasi khusus. Nah, kemudian saya laporkan ini kepada Presiden Jokowi, bahwa, akan ada pemberian, pengembalian. Dan kemudian diaturlah sebuah acara di galeri nasional, bersamaan dengan (kalau tidak salah) pameran Raden Saleh atau Pengeran Diponegoro, saya lupa. Cavernya itu. Supaya ada event. Kemudian Cakra tadi di bawa Tang (perwakilan dari Belanda saat itu Michael Bauld), kita tidak tahu. Pemerintah Belanda (juga) tidak memberitahu kepada kita, penerbangan jam berapa? Kapan? Siapa pun tidak ada yang tahu,” tambahnya.

Masih kata Anies. Kemudian presiden memang semula dijadwalkan hadir di acara di galeri nasional tersebut. “Kemudian sehari dua hari sebelumnya, presiden ternyata ada acara ke Filipina, sehingga kegiatan yang semula harusnya dihadiri presiden, diwakilkan kepada Mendikbud. Jadi saya mewakili presiden menerima Cakra, Artinya seizin presiden,” jawabnya lugas.

“Jadi, Anda tidak menelikung Presiden?,” tanya Andy.

“Tidak, karena itu, saya mewakili di situ. Dan ini biasa, ketika presiden tidak hadir menteri yang relevan hadir di situ,” jawab Anies.  Alaaamak! Semoga beres. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry