Kapolda Maluku Irjen Pol Deden Juhara (tengah) melakukan salam komando dengan Wakapolda Maluku yang baru Brigjen Pol Hasanudin (kiri) dan mantan Wakapolda Maluku Brigjen Pol Daniel Pasaribu, usai upacara serah terima jabatan (sertijab), di Markas Polda Maluku, Selasa (30/1/2018). (FT/ ANTARA/izaac mulyawan)

JAKARTA | duta.co – Kapolri Tito Karnavian mendapat apresiasi banyak pihak. Ini menyusul sikap tegasnya mencopot Wakapolda Maluku Brigjen Hasanuddin dengan Telegram Rahasia No: ST/1535/VI/Kep/2018 tanggal 20 Juni 2018. Kapolri kemudian menggantikannya dengan Brigjen A Wiyagus yang sebelumnya menjabat Dirtipikor Polri. Dalam TR itu Kapolri melakukan mutasi terhadap tujuh perwira lain, tapi yang diduga terlibat main politik Pilkada hanya Brigjen Hasanuddin.

Indonesia Police Watch (IPW) langsung memberi apresiasim angkat topi kepada Kapolri yang sudah bertindak cepat dan tegas. “Kami menyadari pemihakan Brigjen Hasanuddin terhadap Murad Ismail tak terlepas dari perkawanan mereka yang sama-sama Akpol 1985. Tapi ketika Hasanuddin membawa-bawa institusi Polri agar mendukung Murad ini jelas pelanggaran terhadap UU Polri,” ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane.

Menurutnya, dengan dicopotnya Brigjen Hasanuddin diharapkan jajaran Polri dapat menjaga sikap profesional dan independensinya dalam Pilkada 2018. IPW sendiri sudah membentuk tim untuk memantau netralitas polisi di Pilkada 2018.

“Sebab cukup banyak laporan dari masyarakat tentang indikasi ketidaknetralan polisi menjelang Pilkada 2018, terutama dari Sumut, Jabar, Kaltim, dan Maluku. Meskipun di Sumut tidak ada polisi yang ikut pilgub tapi indikasi ketidaknetralan polisi terlihat oleh masyarakat dan IPW sedang mengumpulkan bukti buktinya,” tambahnya.

Berdasarkan salinan surat telegram Kapolri Nomor: 81/ 1535 /VI/KEP,/2018 TGL. 20-6-2018, disebutkan Hasanuddin kini ditempatkan sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Dindiklat Lemdiklat Polri. Kabar itu dibenarkan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto. Namun, ketika disinggung apakah mutasi Hasanuddin terkait sikapnya yang memihak salah satu pasangan calon dalam Pilkad Maluku, Setyo tidak menjawab dengan tegas. “Wakapolda Maluku dipindah jabatannya,” kata Setyo melalui pesan singkat, Kamis (21/6/2018).

Kapolda Maluku Irjen Andap Budhi Revianto juga membenarkan kalau sejawatnya sudah dicopot. Saat ini jabatan itu diampu oleh Brigjen Akhmad Wiyagus, yang sebelumnya adalah Dirtipikor Bareskrim Polri.

IPW sendiri melalui keterangan tertulisnya menyebut Hasanuddin diduga kuat menggunakan jabatannya buat mendukung Irjen (Purn) Murad Ismail di Pilkada Maluku 2018. IPW menyatakan hal itu terjadi karena Hasanuddin dan Murad Ismail adalah sesama lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1985.

“Tapi ketika Hasanuddin membawa bawa institusi Polri agar mendukung Murad ini jelas pelanggaran terhadap UU Polri,” tulis IPW dalam keterangan pers.

Rekaman Hasanuddin mengajak memenangkan Murad Ismail dalam Pilkada Maluku 2018 diambil ketika kegiatan apel siaga. Saat itu Hasanuddin dengan berpakaian dinas memberikan pengarahan kepada seluruh personel Polres Kepulauan Aru, Bhayangkari, personel BKO Brimob dan BKO Pol Air untuk melaksanakan pengamanan Pilkada Maluku dengan serius, tetapi mengharuskan mereka memilih calon gubernur tertentu.

“Tugas kita adalah selain mengamankan Pilkada aman, lancar dan damai juga dalam rangka memenangkan MI (inisial salah satu Cagub Maluku),” demikian bunyi rekaman itu yang dilansir oleh IPW. (ant,cnni)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry