Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas/

‎SURABAYA | ‪duta.co‬ – Peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) di Jawa Timur mendapat sorotan serius dari Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Puguh Wiji Pamungkas.

‎Puguh menilai perlunya langkah promotif dan preventif untuk menekan angka PTM. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tiga penyebab kematian tertinggi di Jawa Timur selama beberapa tahun terakhir didominasi PTM, yakni hipertensi, diabetes melitus (DM), dan penyakit jantung.

‎“Angkanya luar biasa tinggi. Penyakit tidak menular masih menjadi penyebab kematian terbesar di Jawa Timur, dan trennya terus meningkat. Hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung mendominasi,” ujar Sekretaris Fraksi PKS tersebut, pada Rabu (3/12/2025).

‎Ia mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, untuk memperkuat edukasi kesehatan kepada masyarakat, mengingat kesadaran hidup sehat menjadi faktor kunci dalam menekan PTM.

‎“Pemprov harus fokus pada langkah preventif dan promotif. Edukasi kesehatan harus dilakukan secara masif, komprehensif, hingga ke level desa. Kesadaran masyarakat tentang gaya hidup sehat harus menjadi prioritas,” tegasnya.

‎Dengan dukungan lebih dari 900 Puskesmas di seluruh Jawa Timur, Puguh meminta Pemprov memaksimalkan peran fasilitas kesehatan tersebut sebagai garda terdepan edukasi. Selain itu, kader kesehatan desa juga perlu diberdayakan agar memiliki narasi yang sama dalam kampanye kesehatan.

‎“Mereka harus mampu menyampaikan pesan yang efektif tentang pentingnya menjaga kesehatan agar masyarakat terhindar dari tiga penyakit mematikan ini,” ujarnya.

‎Menurut Puguh, gaya hidup masyarakat menjadi faktor utama pemicu hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung. Karena itu, edukasi dinilai sangat vital dalam menekan pertumbuhan kasus.

‎“Pintu masuk meningkatnya penyakit tidak menular adalah gaya hidup. Jika edukasi diperkuat dan masyarakat sadar, risiko PTM bisa ditekan secara signifikan,” jelasnya.

‎Ia juga mengingatkan bahwa pembiayaan kesehatan tidak boleh terus terbebani oleh layanan kuratif. Menurutnya, fokus anggaran harus mulai digeser ke upaya pencegahan.

‎“Ke depan, anggaran jangan habis hanya untuk kuratif. Program promotif dan preventif harus digencarkan. Ini investasi kesehatan jangka panjang,” tandasnya.

‎Puguh berharap Pemprov, tenaga kesehatan, dan masyarakat membangun kesadaran kolektif untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan menekan angka kematian akibat penyakit tidak menular.

‎“Ini tanggung jawab bersama. Jika kesadaran meningkat, maka kualitas kesehatan masyarakat Jawa Timur akan jauh lebih baik,” pungkasnya. (rud)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry