Anggota Komisi E DPRD Jatim Dr. Rasiyo usai menghadiri upacara peringati Hari Pahwalan di Tugu Pahlawan

SURABAYA | duta.co – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih menjadi kelompok dengan tingkat pengangguran tertinggi pada Agustus 2025, yaitu sebesar 6,78 persen.

Meski turun tipis dari 6,81 persen pada tahun sebelumnya (2024), angka tersebut masih menempati posisi tertinggi dibanding lulusan jenjang pendidikan lain.

Fenomena ini mendapat perhatian dari Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Dr. Rasiyo menurutnya, isu pengangguran terutama di kalangan lulusan SMA dan SMK perlu menjadi perhatian serius, terlebih pada momentum peringatan Hari Pahlawan yang juga mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam memajukan bangsa.

“Lulusan SMK sebenarnya sudah dibekali keahlian sesuai jurusan, sehingga peluang terserap di dunia kerja lebih besar. Justru lulusan SMA yang perlu mendapat perhatian khusus, karena mereka belum memiliki keterampilan spesifik untuk langsung masuk ke dunia kerja,” ujarnya pada Senin (10/11/2025).

Untuk itu, Rasiyo mendorong adanya penguatan program link and match antara pendidikan dan dunia usaha maupun dunia industri. Khusus bagi lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah, ia merekomendasikan untuk mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK).

“Di Jawa Timur terdapat 16 BLK yang bisa dimanfaatkan. Lulusan SMA dapat mengambil berbagai pelatihan sesuai minat, seperti bidang IT, permesinan, dan lainnya. Pelatihan ini tidak berbiaya, hanya perlu mendaftar melalui sekolah untuk kemudian dijadwalkan sesuai kompetensi,” paparnya politisi dari partai Demokrat.

Selain sektor formal, Rasiyo juga menyebut peluang ekonomi digital sebagai alternatif. Menurutnya, keterampilan di bidang teknologi dan konten kreator seperti pengelolaan media sosial juga dapat menghasilkan pendapatan jika diarahkan dengan baik.

Dengan demikian ia berharap pentingnya pendampingan moral dan penguatan karakter generasi muda, terutama di tengah derasnya arus informasi digital.

“Ya, generasi muda kita sekarang ini tantangannya banyak sekali, kemarin ada misalkan peledakan bom di SMA di Jakarta itu warning bagi kita semuanya. Harus peka terhadap situasi dan kondisi. Makanya melihat konten-konten di HP itu juga harus cermat,” pungkasnya. (rud)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry