Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), turun langsung ke Pasar Blauran Surabaya pantau ketersediaan dan harga sembako.

SURABAYA | duta.co – Menjelang Idul Fitri 2025, anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Haryo Soekartono (BHS), turun langsung ke Pasar Blauran Surabaya untuk memantau ketersediaan dan harga sembako. Hasil pantauannya cukup mengejutkan; harga telur lebih murah dibanding pasar lain, tapi minyak goreng masih melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).

BHS menemukan, bahwa telur dijual Rp26.000/kg, lebih rendah dibanding pasar lain yang mencapai Rp30.000/kg. Namun, masalah muncul di harga minyak goreng curah yang dijual Rp17.500/liter, padahal HET-nya Rp16.500/liter.

“Pedagang bilang mereka kulak dari supplier sudah mahal, jadi untungnya cuma Rp1.000/liter,” jelas BHS, Selasa (25/3/25). Ia mendesak pemerintah pusat dan daerah mengawasi supplier agar patuh HET, terutama jelang Lebaran saat permintaan melonjak.

Selain harga sembako, BHS menyoroti keamanan Pasar Blauran. Ia menemukan alat pemadam kebakaran yang sudah kadaluarsa sejak 2016! “Ini bahaya untuk ratusan pedagang dan ribuan pengunjung,” tegasnya.

Tak hanya itu, plafon pasar juga dikhawatirkan roboh. BHS meminta PD Pasar Surya segera mengajukan renovasi ke Pemkot Surabaya. “Saya sudah isi ulang 3 alat pemadam, tapi sisanya tanggung jawab pengelola,” tambahnya.

Di akhir kunjungan, politisi Gerindra ini tak lupa menyapa pedagang dan membagikan tali asih sebagai bentuk kepedulian. “Ini bentuk apresiasi untuk mereka yang menjaga denyut ekonomi pasar tradisional,” ujarnya.

Pantauan BHS di Pasar Blauran membuka mata soal fluktuasi harga sembako dan risiko keamanan pasar tradisional. Meski harga telur lebih murah, kepatuhan HET minyak goreng dan infrastruktur pasar masih jadi pekerjaan rumah besar, terutama jelang Lebaran 2025.(gal)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry