Ketua Umum KONI Gresik, dr Singgih (tengah) didampingi Wabup Gresik, Muhammad Qosim saat acara pelantikan pengurus KONI Gresik periode 2017-2021 sekaligus MoU dengan UNESA (ft.duta: agus)

GRESIK | duta.co – Wakil Bupati Gresik, Mohammad Qosim, menegaskan, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) perlu bersinergi dengan DPRD Gresik. Pasalnya anggaran KONI yang dinilai jauh dari cukup dalam membina 31 cabor agar bertambah. Tidak hanya dengan DPRD, namun juga dengan Dinas Pemuda dan Olahraga.

Prestasi sendiri ditopang pada dua hal yakni potensi dalam mengambil sasaran hingga memudahkan pembinaan atlet. Kemudian apresiasi yakni keseimbangan dalam membina prestasi harus ada apresiasi berupa reward. Wabup mengapresiasi KONI yang membuat terobosan dengan menggandeng Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dalam meningkatkan teknologi berbasis olahraga.

“Kami berharap ada komunikasi yang baik antara KONI, Dispora dan DPRD, sebab wewenang anggaran ada pada DPRD. Karena olahraga membutuhkan pendanaan dan sarana yang memadahi untuk sebuah prestasi,” terang orang nomor dua di lingkup Pemda Gresik usai melantik jajaran pengurus KONI periode 2017-2021 di ruang Mandala Makti Praja, Rabu 22/11/2017.

Ditambahkan Wabup, anggaran untuk KONi sendiri dibilang meningkat, namun memang tidak besar dan masih kurang. Seperti tahun ini saja, anggaran yang digedok sebesar Rp 5,5 miliar dari permohonan sebesar Rp 20 miliar. Nah, dengan komunikasi yang baik diharapkan Badan Anggaran (legislatif) dan Tim Anggaran (eksekutif) agar bisa memperjuangkannya.

“Semua anggaran yang berasal dari pemerintah itu pertanggungjawabannya kepada masyarakat. Artinya jika prestasi itu bisa dirasakan masyarakat, pasti akan diperhatikan terkait anggaran,” tukasnya.

Sementara itu, ketua KONI Gresik yang baru saja dilantik, dr Singgih Priyanto menyatakan pada periodenya ini akan menerapkan promosi degradasi (promdeg). KONI akan fokus pada pembinaan atlet yang menjadi unggulan atau target Emas nantinya. Saat ini, dengan menyesuaikan anggaran ada 150 atlet dari berbagai cabor yang menjadi bidikannya.

“Secara IPTEK yang kita kerjasamakan dengan UNESA atlet bidikan kami harus lolos, karena target kita pada Porprov nanti adalah 85 Emas hingga Gresik menjadi peringkat ke-dua. Dengan anggaran saat ini 38 cabor bisa merata itu hal yang mustahil, untuk itu kita pilih dan kita pilah,” jelas dr Singgih.

Ia menambahkan, KONI tidak hanya melakukan pembinaan pada atlet cabor saja melainkan peningkatan sumber daya manusianya. Seperti halnya pelatih agar bisa memberikan pola prestasi yang baik, diketahui cabor Renang dan Senam menjadi langganan pendulang Emas terbanyak. Pihaknya juga mengakui hingga saat ini masih mencari bapak asuh untuk cabor yang dirasa berpotensi. (gus/sal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry