SURABAYA | duta.co – Daerah basis PKB di Jawa Timur jebol saat Pilgub Jatim 2018. Keperkasaan PKB tak mampu mendongkrak suara Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno saat berhadapan dengan Khofifah Indar Parawansa- Emil Elestianto Dardak.

Dari 17 kabupaten/kota di Jatim yang dimenangi PKB saat Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, Gus Ipul-Puti hanya menang di lima wilayah PKB, Kota Batu, Kota Pasuruan, Madiun, Pasuruan dan Situbondo. Sementara 12 di antaranya dikuasai Khofifah-Emil, yakni Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Lamongan, Pamekasan, Probolinggo, Sidoarjo, Sumenep, Trenggalek dan Tuban jebol.

Di Sidoarjo menurut hitung manual KPU, Pasangan nomor urut 1 Khofifah-Emil mendapat 477.746 suara, sedangkan Gus Ipul Puti mendapat 377.313 suara. Adapun jumlah suara sah mencapai 855.059, dan suara tidak sah berjumlah 27.745 suara. Total suara sah dan tidak sah mencapai 882.804 suara.  Padahal kabupaten ini memiliki Bupati, Wakil Bupati dan Ketua DPRD yang berasal dari kader PKB.

Menurut pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surochim Abdussalam, Fakfor figur menjadi daya dongkrak utama dalam pilkada langsung disamping mulai tumbuhnya kesadaran dari pemilih grassroot nahdliyin terkait pemilu dan pemimpin perempuan. “Mulai ada pergeseran rasionalitas dalam politik  khususnya pada pemilih perempuan,” ungkapnya saat dikonfirasi, Rabu (4/7/2018)

Menurutnya, kalau PKB mau bertahan, maka perlu strategi yang lebih populis untuk menyentuh rasa politik dan mendengar aspirasi warga NU. “Jangan terlalu elitis. Jadi perlu lebih serius mendengar aspirasi warga NU selain juga tetap memperhatikan dawuh kiai sepuh,” papar peneliti Surabaya Survey Center ini.

Nahdliyin Makin Independen

Lanjutnya, saat ini mulai tumbuh kesadaran politik diarus bawah NU, maka elit NU pun harus ekstra hati-hati dalam urusan politik agar marwah elit NU selalu terjaga diarus bawah warga nahdliyin. “Arus bawah NU yang semakin independen menjadikan kuasa elit NU  layak berhati hati dan empatik pada warganya di level bawah,” paparnya.

Sementara itu, usai perhitungan manual Ketua Panwas Kabupaten Sidoarjo, Muhammad Rosul mengatakan dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur yang dilaksanakan Kabupaten Sidoarjo sudah sesuai prosedur dan tatacara yang diatur dalam UU, Peraturan KPU, Bawaslu, dan Peraturan lainnya. Disamping itu, partisipasi masyarakat dalam proses pengawasan sangat berarti bagi pengawas pemilu.

“Terutama dalam hal strategi pencegahan dan penindakan. Begitupun sinergitas Pemda, peserta pemilu, dan penyelenggara juga menjadi penentu keberhasilan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur di Kabupaten Sidoarjo,” tegas Rosul.

Dia tidak memungkiri adanya kendala, terutama pada ketaatan peserta pemilu terkait UU. Ini harus ditingkatkan lagi. Alasannya, masih ada potensi pelanggaran serprti administrasi dan pemasangan alat peraga. Harapannya ke depan menjadi lebih baik lagi.  (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry