ASEAN Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja, Senior Economist Institute for Development of Economics and Finance - INDEF, Aviliani, Head of Wealth Advisory, Business Performance & Training UOB Indonesia, Emillya Soesanto, dan Chief Investment Officer PT UOB Asset Management Indonesia, Albert Budiman di forum "Privilege Conversation: Mid-Year Market Outlook 2025" yang diselenggarakan oleh UOB Indonesia di Surabaya, Kamis (18/9/2025). Duta/Ridho

SURABAYA | duta.co – Kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketegangan global dan perang tarif terletak pada penguatan konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah. Pandangan ini ditekankan oleh para ekonom dalam forum “Privilege Conversation: Mid-Year Market Outlook 2025” yang diselenggarakan oleh UOB Indonesia di Surabaya pada Kamis (18/9/2025).

Forum bertema “Threading Clear Line in The Midst of Tariff and Tension” ini menghadirkan Ekonom ASEAN UOB, Enrico Tanuwidjaja, dan Ekonom Senior INDEF, Aviliani, untuk memberikan peta jalan bagi para pengusaha Jawa Timur dalam menghadapi dinamika pasar.

Peringatan Global dan Optimisme Fiskal

Enrico Tanuwidjaja, Ekonom ASEAN UOB, memberikan peringatan spesifik bahwa di tengah melemahnya ekspor global akibat perang tarif, Indonesia harus mewaspadai serbuan barang murah dari Tiongkok. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya “penguatan domestik” melalui stimulus konsumsi.

Enrico juga mencatat bahwa percepatan ekonomi memerlukan waktu, sebab lag effect dari stimulus biasanya baru terlihat setelah enam sampai sembilan bulan sebelum mencapai target pertumbuhan 5-6 persen.

Sementara itu, Aviliani, Ekonom Senior INDEF, menyampaikan optimismenya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang berpotensi mencapai 5 persen hingga akhir tahun. Harapan ini didorong oleh langkah-langkah stimulus fiskal pemerintah berupa pengurangan pajak dan peningkatan transfer dana ke daerah. Aviliani menambahkan, ketersediaan dana Rp200 triliun di bank pemerintah dapat menekan suku bunga dan mendorong kredit, meski ia mendesak perlunya percepatan investasi BUMN sebagai multiplier ekonomi.

Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak, memaparkan strategi Pemprov Jatim dalam menjaga iklim investasi di forum “Privilege Conversation: Mid-Year Market Outlook 2025” yang diselenggarakan oleh UOB Indonesia di Surabaya, Kamis (18/9/2025). Ridho/Duta

Komitmen Jatim: Investasi, KEK Digital, dan Cukai UMKM

Menanggapi analisis para ekonom, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menegaskan komitmen Pemprov Jatim untuk menjaga iklim investasi yang kondusif. Emil menyatakan sinergi antara pemerintah dan pelaku usaha merupakan kunci untuk mengakselerasi pertumbuhan daerah.

Emil Dardak menjelaskan bahwa strategi pembangunan Jatim hingga tahun 2030 fokus pada menarik investasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, melanjutkan pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, dan pengembangan ekonomi digital. Langkah nyata yang diusung termasuk percepatan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Digital Singosari dan pembenahan infrastruktur.

Wagub Jatim juga menyoroti tantangan industri tembakau lokal akibat kenaikan cukai yang memicu potensi peredaran rokok ilegal. Untuk melindungi pelaku usaha lokal, Pemprov mendukung penerapan cukai kelas III khusus bagi UMKM tembakau agar mereka dapat bertahan dan tetap memberikan kontribusi positif.

Pentingnya Diversifikasi Aset di Era Informasi

Di penutup forum, UOB menekankan pentingnya strategi investasi yang adaptif. Emillya Soesanto, Head of Wealth Advisory, Business Performance & Training UOB Indonesia, menegaskan komitmen mereka untuk memberikan edukasi yang kredibel di tengah kondisi “information overload”.

“Dengan banyaknya informasi saat ini, acara seperti ini diharapkan bisa membantu memahami peluang investasi, bukan hanya untuk akhir tahun, tapi juga menghadapi 2026,” ujar Emillya. Ia menambahkan, UOB mendorong nasabah untuk melakukan diversifikasi aset dan mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang bergerak dinamis. (Rid)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry