BERDAMAI: Mahyudin dan Titiek Prabowo ‘berdamai’ di hadapan wartawan di Gedung DPR Senayan Jakarta, Selasa (20/3). (ist)

JAKARTA | duta.co – Dua politikus Partai Golkar, Mahyudin dan Titiek Soeharto, terlihat datang beriringan menuju tempat absensi ruang paripurna DPR, Selasa (20/3). Melihat momen akrab tersebut, wartawan pun langsung mengerubungi keduanya. Mereka bahkan sempat cipika-cipiki. Dalam kesempatan tersebut, Mahyudin menilai Golkar memang banyak memiliki kader-kader yang bagus. Maka, menurut dia, memang layak bila ada yang dipromosikan.

“Ya inilah yang jadi pertimbangan, biarlah DPP mengolah dengan tenang. Saya kira Ketua Umum bijak untuk saya, untuk Partai Golkar,” kata Mahyudin di samping Titiek di Gedung DPR, Jakarta.

Meski begitu, ia sama sekali tak merasa diadu dengan Titiek. Bahkan ia menganggap Titiek sebagai kakaknya sendiri. Ia juga merasa seperti adiknya Titiek. “Beliau ini kayak kakak saya sendiri dari kami dulu 2009. Dari kami outbond sama-sama yah, makanya saya enggak pernah komentarin Mba Titiek. Mbak Titiek enggak pernah komentarin saya, sama-sama kerja saja,” kata Mahyudin.

Di tempat yang sama, Titiek pun tak banyak memberikan komentar. “Enggak usah ribut-ributlah. Kita sesama sekeluarga,” kata Titiek.

Dia membantah rumor seputar usulan penunjukan dirinya sebagai wakil ketua MPR. Ia menyatakan, rumor yang beredar justru menunjukkan pergantian wakil ketua MPR merupakan bargaining antara Airlangga dengan dirinya agar tak maju sebagai Ketum Golkar di Munaslub yang lalu. “Enggak ada itu janji-janji,” ujarnya

Menurut Titiek, Ketum Golkar Airlangga Hartarto menginginkan ada perwakilan perempuan di kursi pimpinan MPR. Oleh sebab itu, Airlangga memutuskan untuk mengganti Mahyudin dan menunjuk dirinya.

“Ketum hanya ingin ada keterwakilan wanita ya di pimpinan lembaga tinggi negara ini dan kebetulan kemarin di pleno menyetujui saya untuk bisa duduk di sana,” kata Titiek.

Ia pun berharap polemik soal keengganan Mahyudin untuk mundur segera diselesaikan secara internal partai. “Perkara masih ada masalah dengan Pak Mahyudin, nah itu mudah-mudahan bisa diselesaikan secepatnya,” ucapnya.

Usai diborong banyak pertanyaan oleh wartawan, Mahyudin dan Titiek pun diminta bersalaman dan cipika-cipiki. Mereka pun bercipika-cipiki di hadapan wartawan dan berlalu usai diwawancara.

Sebelumnya, rapat pleno yang digelar DPP Golkar memutuskan beberapa hal. Salah satunya terkait pergantian kursi Wakil Ketua MPR. Golkar sepakat akan mengajukan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menggantikan Mahyudin.

Mahyudin sebelumnya tidak terima atas penggusuran posisinya. Bahkan, dia sempat menyatakan akan mengajukan proses hukum. Namun, ancaman itu ternyata berubah 180 derajat.

Selain Titiek, akan ada dua wakil ketua MPR baru sebagai konsekuensi hasil dari revisi Undang-undang tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD ( MD3). Mereka adalah Muhaimin Iskandar dari PKB dan Ahmad Muzani dari Gerindra.

 

Utut Resmi Pimpinan DPR

Sementara itu, DPR, Selasa (20/3), menggelar rapat paripurna menetapkan Ketua Fraksi PDIP Perjuangan Utut Adianto menjadi wakil ketua DPR ‎tambahan. Ini sebagai konsekuensi hasil dari revisi Undang-undang tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD ( MD3).

Dalam prosesi pelantikan tersebut, pimpinan dewan terlebih dahulu membacakan surat masuk dari PDIP mengenai nama wakil ketua DPR yang diusulkan. Setelah pembacaan surat yang masuk, Utut kemudian diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.

Ia lalu menandatangani berita acara sumpah yang disusul pemberian ucapan selamat dari Ketua Mahmakah Agung dan pimpinan DPR lainnya. Setelah berfoto Utut kemudian ‎dipersilahkan duduk di kursi pimpinan.

‎”Pimpinan dewan mengucapkan selamat kepada pimpinan DPR yang baru. Semoga dapat menjalankan tugas dengan baik,” ujar pimpinan sidang, Fadli Zon.

Usai pelantikan, Utut dan pimpian DPR lainnya mengikuti proses pelantikan anggota dewan hasil dari pergantian antar waktu (PAW) anggota dewan. Utut berada d ibarisan pimpinan menyaksikan pengambilan sumpah para anggota dewan yang baru tersebut.

Mantan grandmaster catur itu berharap bisa menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pimpinan DPR. Ia menyadari waktu yang dimilikinya dalam mengemban tugas tersebut hanya 17 bulan hingga 2019 nanti. Karena itu, ia berharap situasi di DPR tetap kondusif selama ia menjabat pimpinan di lembaga tersebut.

“Tanggung jawab ke depan ini kan mudah-mudahan saya bisa juga memberi manfaat dan ke depan ini kalau bisa DPR enggak usah ribut lagi, enggak usah gaduh,” kata Utut usai pelantikan. “Kalau ke depan ini DPR benar-benar lebih tenang, kalau lebih tenang itu bisa lebih kerja buat rakyat,” lanjut Utut.

Utut menambahkan, setelah pelantikan, nantinya pimpinan DPR akan membahas bidang yang akan dibawahinya. Menurut Utut, bidang yang dibawahinya nanti bisa saja berkaitan dengan pengawasan dan penguatan keuangan negara.

“Kalau di benak saya justru penguatan itu kepada rakyat, penguatan yang paling penting itu kan di postur anggaran. Anggaran itu mendistribusikan kesejahteraan pada rakyat kurang lebih itu. Jadi itu yang mesti kita mulai dari sisi penerimaan dan sisi belanja,” papar Utut. hud, viv, emo

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry