Para perwakilan perusahaan saat acara gathering bertemakan “Green Mobility and It’s Infrastructure” di Surabaya, Sabtu (28/9/2024).

SURABAYA | duta.co – Transformasi menuju bisnis yang ramah lingkungan terus dilakukan Tiga anak perusahaan Grup Sentosa Laju Sejahtera (SLS), yang berkecimpung dalam jasa kontraktor pertambangan dan penyewaan alat.

Para perwakilan perusahaan memaparkan langkah-langkah konkret mereka saat acara gathering bertemakan “Green Mobility and It’s Infrastructure” di Surabaya pada Sabtu (28/9/2024) malam.

Transformasi tersebut merupakan upaya mendukung target pemerintah Indonesia, mencapai emisi nol bersih pada 2060, baik melalui penggunaan kendaraan listrik (EV) ataupun pembangunan infrastruktur hijau.

Direktur Utama PT Traktor Teknik Nusantara, Dian Sanjaya Guudtralim menjelaskan, Anak usaha seperti TRAKTEK sudah mulai mempersiapkan diri untuk menjadi dealer kendaraan tambang berbasis EV atau kendaraan listrik.

“kemudian PT Artha Satya Karunia (ASK) sudah mulai menggali potensi-potensi terkait transportasi dan logistik berbasis EV, dan kami sudah berencana akan mengadopsi unit truk EV,” ujar

Ia menggarisbawahi pihaknya memberikan alternatif kendaraan listrik berbasis generasi baru yang efektif dan kompetitif, serta mampu mengurangi jejak karbon.

Sementara Direktur Utama PT Artha Satya Karunia (ASK), Chedie Putra Hardiyanto, mengatakan pihaknya sudah melakukan sejumlah terobosan bisnis ramah lingkungan, salah satunya dengan menggandeng Electrum dalam mengembangkan sistem pertukaran baterai pada motor EV.

“ASK juga menerapkan teknologi Vehicle-to-grip (V2G), yang memungkinkan kendaraan listrik berfungsi sebagai penyimpan energi dan mengalirkan listrik kembali ke jaringan listrik,” katanya.

Direktur Utama PT Sentosa Welindo Group (SWG), Tiarvando, mengatakan pihaknya turut menerapkan bisnis hijau dengan membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, baik di wilayah tambang, dan sejumlah proyek yang digarapnya, seperti di IKN, Kalimantan Timur.

“Kami sedang mempersiapkan kawasan komersil di IKN dimana konsep bangunan dan infrastruktur hijau, diantaranya menggunakan solar panel dan PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik, serta menggunakan material bangunan dengan konsumsi energi dan jejak karbon yang rendah (low embodied carbon),” papar Tiarvando.

Ketiga perusahaan mengakui bahwa mengadopsi bisnis hijau memiliki banyak tantangan, mulai dari masalah pendanaan, keterbatasan infrastruktur pendukung hingga adanya kekhawatiran terkait performa dan keandalan kendaraan listrik dalam kondisi pertambangan yang ekstrem.

Namun, Grup SLS dapat mengatasi hambatan itu dengan menggandeng penyedia teknologi dan pemerintah.

“Green Mobility and It’s Infrastructure memiliki potensi besar untuk mengubah praktik industri pertambangan menjadi lebih berkelanjutan dan dapat menginspirasi para pelaku industri pertambangan lainnya menuju praktik ramah lingkungan” ujar Tiarvando.

Sementara kedepan, perusahaan akan semakin fokus dalam mengintegrasikan energi terbarukan dalam operasi mereka, juga menjalin kemitraan dengan perusahaan energi dan berkolaborasi dengan perusahaan rintisan (start-up) dalam mengembangkan teknologi baru untuk lebih efisien.

“TRAKTEK dan SWG juga akan menyediakan solusi second life battery EV menjadi pengganti genset sebagai power saver/generator (powerwall),” tutup Dian Sanjaya Guudtralim. Rid

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry