HABIS DIBAKAR: Mapolres Dharmasraya dibakar dua orang yang diduga teroris pada Minggu (12/11) dini hari. (ist)

JAKARTA | duta.co – Salah satu pelaku pembakaran Mapolres Dharmasraya berinisial EFA ternyata anak Inpektur Satu (Iptu) MN, Kanit Reskrim Polsek Plepat, Muaro Bungo, Jambi. Atas perbuatan anaknya, MN meminta maaf kepada Polri.

“Iptu MN selaku orangtua dan mewakili pihak keluarga menyampaikan permohonan maaf secara umum kepada kepolisian, khususnya kepada seluruh personel Polres Dharmasraya atas perbuatan anaknya yang telah membakar Polres Dharmasraya,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Rikwanto melalui keterangan tertulis, Senin (13/11).

TEWAS DITEMBAK: Dua pelaku pembakaran Mapolres Dharmasraya, Kalbar, Minggu (12/11) dini hari. (ist)

EFA sudah cukup lama hidup terpisah dari keluarga sehingga aktivitasnya tak diketahui orangtuanya. Selama delapan bulan belakangan, ia tinggal bersama istri dan anaknya di Kelurahan Pasir Putoh, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Sumatera Barat.

Rikwanto mengatakan, orangtua EFA ingin anaknya disemayamkan di Kabupaten Dharmasraya dan mendokumentasikan pelaksanaan pemakaman tersebut. Pihak keluarga memutuskan tidak ikut pemakaman.

“Namun, suatu saat akan berziarah kubur dengan meminta aparat kepolisian Polres Dharmasraya mengantar ke lokasi pemakaman,” ujarnya.

EFA terakhir kali meninggalkan rumah pada Sabtu (11/11/2017) dengan berjalan kaki. Istri dan keluarganya tak ada yang tahu ke mana perginya karena tak meninggalkan pesan kepada mereka.

Pembakaran Mapolres Dharmasraya diketahui petugas piket Polres pada Minggu (12/11) dini hari sekitar pukul 02.45. Pelaku juga membakar kendaraan dinas Kapolres Dharmasraya AKBP Rudy Yulianto hingga rusak parah.

Petugas piket mencoba memadamkan api sambil berteriak mencari pertolongan. Beberapa saat kemudian, petugas pemadam kebakaran datang dan berupaya memadamkan api.

Saat itulah salah satu petugas melihat ada dua orang mencurigakan yang membawa busur panah dan menembakannya ke arah petugas. Petugas kemudian melepaskan tembakan peringatan ke udara. Namun, kedua orang itu terus melakukan perlawanan.

Polisi kemudian melakukan tindakan tegas dan mengarahkan tembakan kepada kedua orang tersebut. Mereka kemudian tertangkap dan dari keduanya polisi mengamankan busur panah, 8 anak panah, 2 sangkur, sebilah pisau kecil, sarung tangan hitam, dan selembar kertas yang berisikan pesan jihad.

Indikasi Jaringan Teroris

Wakapolri Komjen Syafruddin mengatakan, hingga kini seluruh tim sedang bekerja mencari data-data atas kejadian itu. Selain itu, dirinya belum mengetahui apakah pelaku masuk dalam kelompok teroris atau tidak.

“Indikasi untuk sementara belum terlalu lengkap masih sedang dikembangkan apakah ini kelompok teroris atau bukan, tapi langkah-langkah dan cara-cara dan data-data yang sedang dikumpulkan ada indikasinya ke sana tapi masih relatif tanda kutip, jangan dulu menyimpulkan,” katanya di Mapolda Metro Jaya, Senin (13/11).

Namun, ia menduga adanya pelaku masuk dalam kelompok-kelompok teroris. “Bisa saja kelompok tertentu bisa saja, tapi indikasi ke situ ada, tapi belum disimpulkan Densus 88 dan aparat keamanan lainnya yang ada di Sumatera Barat serta intelijen kepolisian sedang melakukan inventarisir dan investigasi menyeluruh terhadap masalah ini,” ujarnya.

Sehingga, ia berharap masyarakat jangan panik atas kejadian itu. “Kesimpulannya nanti, jadi beritanya jangan menyimpulkan dulu,” ujarnya.

Syafrudin juga membenarkan salah satu pelaku anak anggota perwira polisi. “Iya betul (anak salah satu perwira Polri),” kata jenderal bintang tiga itu.

“Yang bersangkutan sudah lama meninggalkan rumahnya dan sudah tidak ada hubungan dengan orangtuanya, termasuk orangtuanya juga dilakukan investigasi secara mendalam,” kata Syafrudin. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry