PANCO DENGAN BAPAK: Kaesang Pangarep dan Presiden Jokowi adu panco, satu video blog (vlog) Kaesang. Putra bungsi presiden ini dilaporkan menodai agama Islam karena vlog-nya. (ist)

Kalimat yang Dipersoalkan:

“Mengadu-adu domba dan mengkafir-kafirkan, ga mau menyalatkan padahal sesama muslim karena perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba? Dasar ndeso”.

JAKARTA | duta.co – Anak Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, dilaporkan oleh seorang warga di Bekasi ke Polres Metro Bekasi Kota, Rabu (5/7). Anak Presiden yang gemar vlog itu dilaporkan akibat menyebarkan ujaran kebencian dan penodaan agama.

Laporan yang beredar di media sosial dengan nomor LP/1049/K/VI/2017/Restro Bekasi Kota tertanggal 29 Mei 2017 dengan barang bukti print out You Tube. Kaesang dilaporkan oleh warga bernama Muhammad S Hidayat, warga kelahiran Tapanuli.

TAK TAHU ANAK PRESIDEN: Muhammad S Hidayat (baju putih), pelapor video buatan Kaesang mengaku tak tahu bahwa yang dilaporkan adalah anak presiden. (ist)

Dalam laporan tersebut, Kaesang dinilai telah mengunggah video bernada ujaran kebencian dengan kata-kata yang diunggah di You Tube menyebutkan “mengadu-adu domba dan mengafir-kafirkan, ga mau menyalatkan padahal sesama muslim karena perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba? Dasar ndeso”.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Hero Hendriatno membenarkan keberadaan laporan tersebut. Ia mengatakan pihak kepolisian Bekasi sedang mendalami laporan tersebut. “Betul laporannya dan masih kami pelajari tentang hate speech,” ujar Hero saat dikonfirmasi, Rabu (5/7).

Hate speech. Masih dipelajari penyidik. Rangkaian tayangan pertama sampai terakhir, mana, kan begitu. Ya seperti itu, yang ada kata ‘ndeso’-nya ya,” kata Hero di Mapolda Metro Jaya.

Dalam keterangan pada unggahan vlog yang telah ditonton lebih dari satu juta kali ini diketahui bahwa video tersebut dipublikasikan Kaesang sejak 27 Mei 2017. Bukti rekaman YouTube itu baru akan dikoordinasikan dengan Tim Siber. Polisi juga bakal berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika. “Masih banyak yang akan dilakukan,” ujar Hero.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono pun memastikan kalau Kaesang dilaporkan ke pihak berwajib. Saat ini, pihak kepolisian tengah mendalami laporan tersebut. “Saat ini sedang dipelajari laporan tersebut,” kata Argo saat dihubungi.

Pihaknya juga tidak akan mengistimewakan Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo. Polisi tetap akan memanggil Kaesang untuk dimintai keterangan terkait laporan warga soal ujaran kebencian. “Yo pasti tho yo, enggak mungkin enggak,” katanya.

Argo menyampaikan, tidak ada aturan khusus dalam memeriksa seorang anak presiden. “Enggak ada, biasa saja,” imbuhnya. Argo menyatakan, Kaesang akan diperiksa seperti warga umum lainnya. “Sama,” tambahnya.

Ia juga menyebut, polisi tidak perlu izin ke Presiden untuk memeriksa Kaesang. “Sama semua,” ucapnya lagi. Argo juga memastikan bahwa Kaesang yang dilaporkan oleh Hidayat adalah putra bungsu Joko Widodo. “Memang anaknya (Jokowi-red),” cetusnya.

Meski begitu, pihak kepolisian akan mengarifikasi terlebih dahulu kepada pelapor soal sosok Kaesang yang dilaporkan ini. “Ya ke pelapornya, nanti saksinya siapa, terlapornya siapa,” tandasnya.

 

Tak Tahu kalau Anak Predisen

Sementara itu, pelapor Kaesang Pangarep, yakni Muhamad Hidayat S, akan diperiksa polisi pada Jumat, 6 Juli 2017. Hidayat akan dipanggil sebagai saksi atas laporannya.

“Saya sudah terima pemanggilan perdana dari pihak kepolisian,” kata Hidayat di rumahnya  di Perumnas I, Jalan Palem V, RT 04 RW 08, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Rabu (5/7).

Hidayat mengaku, pemanggilan itu untuk menindaklanjuti laporan yang sampaikan ke Polres Metro Bekasi Kota, dengan nomor surat LP/1049/K/VI.2017/SPKT/Restro Bekasi Kota. Dalam surat laporan, Hidayat diketahui bekerja di sektor swasta.

Hidayat mengaku tidak tahu jika yang dilaporkannya adalah putra bungsu Presiden Joko Widodo. “Siapa pun itu, mau anak presiden maupun tidak, yang jelas saya sudah laporkan,” ucapnya.

Dalam laporan itu, Hidayat mengakui hanya menyertakan bukti video dari YouTube. Dia berharap, polisi bisa menemukan pemilik akun tersebut. “Kami sudah laporkan, tinggal polisi yang menyelidiki pemilik akun itu,” tutur dia.

Namun, Hidayat ternyata juga masih menyandang status sebagai tersangka atas kasus ujaran kebencian terhadap Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan saat aksi 411. Kasusnya ditangani langsung oleh Polda Metro Jaya. “Ya bener. Dia juga sudah tersangka. Dia pernah dilaporkan terkait ujaran kebencian,” kata Kombes Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (5/7).

Argo menuturkan, pihaknya sempat melakukan penahanan pada Hidayat. Namun akhirnya dibebaskan. “Sebenarnya ditahan. Cuma ditangguhkan,” katanya.

Dia tidak menjelaskan alasan polisi membebaskan Hidayat. Menurut dia, itu sudah dipertimbangkan oleh penyidik. “Ya tentu alasan subjektivitas penyidik. Seperti dia tidak akan melarikan diri,” jelasnya.

Meski penahanan Hidayat ditangguhkan, Argo memastikan kasusnya tetap berjalan dan diproses. “Masih lanjut. Tetap diproses kasusnya,” tegasnya.

 

Kutipan Vlog Kaesang

Jika dilihat kembali, Kaesang memang selama ini dikenal hobi nge-vlog. Vlog-vlog yang direkam Kaesang itu dipublikasikan lewat YouTube. Ciri khas Vlog Kaesang yakni penyebutan ‘Pilok’ di judul video. Hingga saat ini sudah ada 31 video yang diposting di YouTube Kaesang.

Terkait ucapan ‘Dasar Ndeso’ memang pernah dilontarkan oleh Kaesang dalam video yang berjudul #BapakMintaProyek. Video diunggah Kaesang pada 27 Mei 2017 dan telah dilihat 1.442.057 kali.

Dalam video berdurasi 2.40 menit itu, Kaesang mengkritik praktik nepotisme dan intoleransi. Video diawali dengan adegan Kaesang yang merayu bapaknya untuk memberi proyek melalui telepon. Berikut dialog bagian awal Kaesang dalam vlog #BapakMintaProyek:

 

Kaesang: Halo Bapak, Bapak! Mbok Kaesang minta proyek triliunan Bapak yang ada di pemerintah. Kaesang udah bosen sama YouTube dapatnya uangnya kecil melulu. Kaesang minta Bapak ya.

Bapak: Opo toh, le? Mau sukses sama kaya, ya kerja keras toh. Mosok pengin penake thok? Sana ngurusin Markobar sana (Apa sih nak? kalau mau sukses dan kaya, ya kerja keras lah. Masa mau enaknya saja? Sana urus Markobar sana).

 

Kaesang: Markobar itu bukan punyaku Bapak

Bapak: Oh bukan toh?

 

Kaesang: Bukan bapak. Bukan.

Bapak: Dek, Bapak ada pesan yang penting buat kamu.

 

Kaesang: Kenapa Bapak jadi serius begini toh?

Bapak: Bapak minta pulsa ya. Pulsa bapak abis.

 

Emangnya masih jaman minta proiyek sama orangtua yang di pemerintahan. Dasar ndeso! Ini kayaknya harus disensor Dasar Ndeso. Biar lebih sopan.

Malu dong sama embel-embel gelar yang kalian dapet dari kuliah. Apalagi kuliahnya di luar negeri. Balik ke Indonesia bukannya membangun lebih baik malah ngehancurin. Dasar ndeso!

Katanya mau berbakti untuk nusa dan bangsa. tapi yang ada apa malah ngehancurin semuanya. bukan begini caranya membangun indonesia yang lebih baik.

 

Usai itu, Kaesang kemudian berganti topik. Ia pun mengambil salah satu contoh video yang mempertunjukkan soal intoleransi. “Ini adalah salah satu contoh betapa buruknya generasi masa depan kita,” kata Kaesang.

 

“Bunuh, bunuh, bunuh si Ahok. Bunuh si Ahok sekarang juga!” begitu kata anak-anak yang pawai di video yang diperlihatkan Kaesang.

“Di sini aku bukannya membela Pak Ahok. Tapi aku mempertanyakan kenapa anak seumur mereka begitu. Sangat disayangkan kenapa anak kecil seperti mereka itu sudah diajarkan untuk menyebarkan kebencian? Apaan itu? Dasar ndeso! Ini ajaran siapa coba? Dasar Ndeso! Nggak jelas banget. Ya kali ngajarin ke anak-anak untuk mengintimidasi dan meneror orang lain. Mereka adalah bibit-bibit penerus bangsa kita. Jangan sampai kita kecolongan dan kehiolangan generasi terbaik yang kita punya.

Untuk membangun Indonesia yang lebih baik, kita itu harus kerja sama, ya, kerja sama (sambil memegang jempol tangan kirinya dengan tangan kanan), bukan malah saling menjelek-jelekkan, mengadu domba, mengkafir-kafirkan orang lain. Bukan malah tadi ada kemarin tuh, yang nggak mau mensalatkan padahal sesama muslim karena cuma perbedaan dalam memilih pemimpin. Apaan coba? Dasar ndeso!

Kita itu Indonesia, kita itu hidup dalam perbedaan. Salam kecebong.” hud, tri, dit

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry