Pembacaan pernyataan sikap sivitas akademika Untag Surabaya menolah politik dinasti, Senin (5/2/2024). DUTA/ist
SURABAYA | duta.co – Sivitas Akademika Untag Surabaya dengan tegas menyatakan sikap menolak segala pelanggaran hukum yang terjadi dalam pemilu 2024 ini.
Pernyataan sikap itu dipimpin Rektor Prof Mulyanto Nugroho, di kampus Semolowaru itu, Senin (5/2/2024). Perayaan sikap ini diikuti seluruh sivitas akademika.
Prof Nugroho mengatakan ada fenomena di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ada kemunduran demokrasi, dibanding 1998 lalu. “Sekarang ini kita lebih mundur lagi,” ujarnya.
Di era saat ini, menurut Prof Nugroho, banyak kekuasaan pemerintah yang dimanfaatkan untuk memenangkan paslon tertentu yang maju dalam pemilihan. presiden. Sehingga, adanya keberpihakan ini menjadikan tidak netral.
“Kemudian politik dinasti, yang kita harapkan adalah Indonesia miliknya bangsa Indonesia. Satu bangsa, tidak boleh memenangkan satu kelompok, itu yang harus kita hindari. Sehingga, harus ada jurdil,” katanya.
Berikut isi pernyataan sikap Sivitas Akademika Untag Surabaya :
1. Menolak politik dinasti dan intimidasi.
2. Menolak korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Menuntut pemerintahan yg bersih dan berwibawa.
4. Menuntut etika bernegara dan berpemerintahan Oleh karenanya :
Kami Menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk :
1. Menolak calon pemimpin yang proses pencalonannya melanggar konstitusi dan etika demokrasi.
2. Menolak politik dinasti.
3. Menolak politik uang dalam pemilu.
4. Menuntut pemerintah untuk menjatuhkan sanksi tegas terhadap segala bentuk abuse of power, kejahatan jabatan, serta intimidasi yang berindikasi melanggengkan kekuasaan personal maupun kelompok.
5. Mengembalikan netralitas ASN, TNI dan Polri. ril/end