SURABAYA | duta.co – Viral lagi video pendek Cak Nun (Emha Ainun Najib) yang membedah keaslian manusia menghadapi perintah puasa. Dari judulnya sudah kocak: cak nun: Asline kamu benci to disuruh puasa. halah ngaku saja (Cak Nun: Aslinya Kamu Benci Diperintah Puasa. Sudahlah, Akui Saja red.)

Video ini sudah diunggah dua tahun lalu oleh bocah gemblung, tepatnya 11 Oktober 2015. Tetapi, isinya menarik untuk disimak. Selain gaya Cak Nun yang khas, lelaki asal Sumobito, Jombang ini juga ‘menerobos’ mainstream ulama.

Umumnya, ustadz atau ulama mengajak kita untuk bergembira menyambut perintah puasa. Tetapi, diakui atau tidak, berat menerapkannya, selain (sekedar) pura-pura gembira.

“Saya mau tanya, jujur!  Asline mengkel toh (aslinya benci kan red) disuruh puasa, cuma tidak mau melawan. Tidak ada ulama yang berani penelitian seperti ini. Aslinya kamu kan tidak suka disuruh puasa, akui saja,” tegas Cak Nun dengan gayanya yang kocaknya.

Sudah, lanjut Cak Nun, sekarang kalimatnya saya perhalus. Kalau kemudian ada pengumuman dari Allah swt. “Wahai umat yang sudah latihan menjadi penduduk Indonesia, karena Aku mempertimbangkan kebingungan nasional yang berkepanjangan, maka, Aku bebaskan Romadhan kali ini, kalian tidak perlu berpuasa,” begitu Cak Nun membacakan ‘pengumuman’ Tuhan dalam video berdurasi 19:44 menit ini.

“Kiro-kiro yok opo (kira-kira bagaimana kita? Red.). Jawabnya pasti, Yeeech.., pesta kita bilang; hidup Tuhan, hidup Tuhan, hidup Tuhan! Dapurmu (mukamu red.) ” jelas Cak Nun disambut tawa lepas para hadirin.

Cak Nun kemudian lebih serius, menjelaskan, bagaimana kalau orang memasuki Ramadhan, tetapi hatinya tidak ikhlas. “Ya lebih bagus dong! Kalau kamu bahagia memasuki bulan ramadhan, terus kamu bergembira menjalankan puasa, apa hebatnya? Sama dengan orang yang senang melakukan kesenangannya. Yang lebih hebat adalah orang yang tidak suka, tetapi tetap melaksanakannya. Angle golek argumentasi ngene iki angle (sulit cari hujjah seperti ini red.). “ tambahnya.

“Benar nggak! Kalau kamu suka rujak, lalu disuguhi rujak, terus kamu badok (makan red.), ya tidak ada herannya, karena kamu memang senang rujak. Tetapi, ketika kamu tidak suka rujak, disuruh makan rujak, demi cintaku kepada Allah, karena Allah swt yang menyuruh, ya sudah tak makan saja. Walau pun mau muntah, tidak apa-apa, saking cintanya kepada Allah. Ini kan lebih tinggi nilainya,” tegasnya.

Setelah itu, Cak Nun mengupas kisah Umar bin Khatthab ra ketika hendak mencium hajar aswad. “Kan dia bilang begitu; Tu watu (wahai batu red.)! Kalau saja tidak karena Kanjeng Nabi mencium kamu, aku tak akan menciummu. Betul nggak? Tapi karena Rasulullah yang aku cintai dan aku imani menciummu, maka, aku menciummu. Maka, jangan pikir aku menciummu karena engkau,” tambahnya.

“Puasa juga begitu. Aku jane emoh so, awak iki wis melarat koyok ngene sik kon poso-poso, awak iki gak dikon poso yo wis poso terus (Saya sesungguhnya tidak mau puasa. Saya ini sudah miskin seperti ini masih disuruh puasa, tanpa disuruh setiap hari sudah puasa red.) Kalau kata kiai-kiai untuk menghayati kemiskinan, pertanyaannya: Kemiskinan kok dihayati, itu acting saja,” ujar Cak Nun.

Jadi, lanjutnya, tidak apa-apa kalau ada orang  yang berat menghadapi puasa. Hatinya benci, lalu bilang romadhan lagi, ramadhon lagi, mudik lagi, THR lagi. “Tapi karena Allah yang memerintahkanmu untuk berpuasa, meskipun kau tidak menyukainya, tetapi karena cintamu kepada Allah melebihi ketidaksukaanmu kepada puasa, lalu engkau ikhlas puasa, maka, Allah meninggikan derajat puasamu. Nah, ke mana-mana bilang aku sesungguhnya tidak suka puasa, tetapi karena Allah yang memerintah, maka, aku ikhlas gak apa-apa. Biar bingung ustadz-ustadz ini,” katanya disambut geerr. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry