NANDUR BARENG: Ikasmaza pose usai nandur bareng ratusan pohon di Ngebel. Selain sarasehan juga melakukan penananam ratusan batang pohon bunga-bungaan dan durian untuk mempercantik Ngebel. (duta.co/siti noer aini)

PONOROGO | duta.co – Primadona wisata Ponorogo ,Telaga Ngebel, di Kecamatan Ngebel dari tahun ke tahun tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pengunjung Telaga di Ponorogo bagian timur itu tidak dapat berkembang seperti diharapkan. Padahal berbagai upaya dilakukan mendongkrak pengunjung seperti halnya di Telaga Sarangan, Magetan.
Salah satu kendala adalah sulitnya akses jalan ke Telaga di kaki Gunung Wilis itu,  dilalui oleh kendaraan besar ( bus wisata). Pemerintah sendiri sudah puluhan tahun mengupayakan pelebaran akses jalan di perbukitan Wilis itu, tapi hingga kini belum menampakkan hasilnya.
“ Padahal Ngebel punya potensi luar biasa, sangat jauh dibanding dengan tetangga ( Sarangan). Sehingga butuh suport dari berbagai pihak agar. Ada kendala besar, yaitu bus besar ( pariwisata) tidak bisa naik, karena tehalang akses jalan sempit dan perbukitan penuh batu,” kata Camat Ngebel Suseno, saat menghadiri Sarasehan Kupas Tuntas Potensi Wisata Ngebel digelar Go Green Ikasamza ( Ikatan Alumni SMA N 1 Ponorogo), di Pendopo Kecamatan Ngebel , Sabtu (17/2).
Suseno yang juga alumnus SMAN 1 Ponorogo ini  mengatakan, selain keindahan telaga, Ngebel juga memiliki aneka tanaman unggulan mulai durian, manggis, alpokat dan juga kopi. Bahkan kopi di Ngebel yang selama ini dibaikan oleh masyarakat setempat karena kesulitan memetik dan mengolah, kini mulai ditekuni oleh petani setempat. Sehingga diharapkan dapat mengangkat potensi alam Ngebel. Bahkan untuk komoditi yang merajai dunia ini, kini tengah dikembangkan di Desa Talun, Ngebel dengan nama Argo Piloso.
“ Di Desa Talun, bagian atas dari telaga ada Kampung Kopi yang bernama Argo Piloso, ini sanat bagus dan luar biasa. Harapannya ini bisa mengangkat petani kopi di Ngebel,”imbuhnya.
Narlan, Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (Asper BKPH) Wilis Barat, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Lawu Ds yang ada di Ngebel, mengatakan, dari tahun ke tahun Ngebel tidak pernah berubah. Dan kondisi ini bagai bumi dan langit dengan Sarangan.
Kalau Sarangan mampu menyumbang PAD Rp 70 miliar pertahun, maka Ngebel hanya hitungan jutaan saja. Untuk itu, selaku orang Perhutani yang sudah 7 tahun di Ngebel, Narlan mendorong Pemkab Ponorogo untuk segera merealisasikan  jalan tembus ke Ngebel dengan menjali komunikasi dengan Kementrian Kehutanan. Sebab hal itu juga dilakukan oleh Pemerintah Magetan sebelum membuat jalan tembus beberapa tahun lalu.
“Pemkab Ponorogo harusnya koordinasi dengan Perhutani untuk ajukan surat ke Menteri Kehuatan untuk tingkatkan jalan ( menembus jalan), itu tidak sulit. Yang penting aturan  dipelajari, bisa kok. Kayak jalan tembus gitu, hutan negara, hutan lindung. Itu Magetan sudah sesuai prosedur bisa kok. Ngebel harus belajar ke Magetan untuk pemanfaatan jalan yang sudah ada. Seperti apa bupati dengan administratur Lawu Ds berkomunikasi, akan peprcepat Ngebel sespsrti yang diharapkan masyarakat,” ujarnya.
Sebaliknya Narlan mengaku salut dengan Ikasmaza yang sudah menjalin komunikasi dengan Perhutani untuk membangun Ngebel di masa depan. Kini sudah ada lahan seluas 4 hektar yang dbangun untuk area uot bond dan juga selfi di wiayah itu. Kalau Ikasmaza saja bisa kenapa Pemkab Ponorogo tidak ?
“Kerja sama yang dilakukan  Ikasmaza sudah bangun agrowisata seluas  4 ha di tahu 2018 dan berikutnya 20 hektar ,” tandasnya.
Sementara Ikasamza sendiri selain sarasehan juga melakukan penananam ratusan batang pohon bunga-bungaan dan durian untuk mempercantik Ngebel. Alumni SMAN 1 Ponorogo lintas angakatan mulai 1969 hingga 2017 melakukan gotong royong #smazanandurbareng#  di area wisata itu, secara swadaya dari seluruh alumni..
“Ini untuk membantu Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengembangkan Ngebel sehingga lebih warna- warni, dan konsep kami adalah Ngebel warna-wani. Ini bukti bakti kami kepada  Ponorogo walau kami tersebar di seluruh  negeri bahkan luar negeri semua kumpul hari ini untuk menanam,” kata Hendrik Putra Nugraha,Ketua Panitia Go Green Ikasmaza 2018.
Penanaman ratusan batang pohon di sekeliling Telaga Ngebel ini juga tak lepas dari bantuan para pecinta lingkungan di Ngebel yang tergabung dalam Ngebel Go Green .
“kita membenahi lingkungan,sehingga desa kunjungan wisata meningkat. Komunitas kami berasal dari desa di Ngebel,” kata Arif Budiono, Ketua Komunitas Go Green Ngebel. (sna)

 
 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry