Edi Pujo – Dosen Bahasa Inggris FKIP

GLOBALISASI sudah diterapkan di semua elemen peri kehidupan baik itu perdagangan, sosial budaya, dan pendidikan. Untuk bisa bertahan hidup di kancah persaingan yang super cepat, maka diperlukan pergerakan yang gesit dan manuver manuver progresif yang berbasis teknologi dan kepekaan permintaan pasar. Juga mempunyai ketahanan berdaya saing, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Kemajuan internet yang mendukung cita – cita mulia ini harus sungguh di eksplorasi.Penulis mengambil salah satu sisi, yaitu dunia bisnis.  Bisnis online adalah salah satu contoh fenomena terobosan mendasar dari kepekaan pasar dan kepekaan situasi.

Tanpa mengikuti kemajuan zaman, seseorang atau sebuah perusahaan akan sulit berkembang dan mendapat profit yang diinginkan. Dan untuk bisa melangkah beberapa langkah lebih maju kedepan, melakukan perdagangan dengan pedagang luar negeri adalah suatu prospek yang menjanjikan.

Kita bisa mendapat produk yang bagus, made in luar negeri dan mempunyai daya jual yang mumpuni. Hal ini bisa merupakan pandangan yang cerah, mengingat persaingan global sudah melanda luar Indonesia beberapa dekade lebih dulu, keuntungan yang kita dapat yaitu, mereka sudah terbiasa menjaga kualitas produk dan kualitas pengiriman, demi bisa survive di dunia bisnis global yang keras.

Asumsi penulis, salah satu unsur yang memperlambat kompetensi berdaya saing global adalah unsur bahasa. Kemampuan berbahasa global yang rendah akan menghambat seseorang atau sebuah perusahaan untuk berbisnis dengan produsen luar negeri.

Juga menghambat pengusaha untuk menawarkan produk kebanggaan Indonesia ke luar negeri, meskipun animo pengusaha luar negeri untuk membeli produk Indonesia begitu besar. Pertanyaannya yaitu, bahasa apakah yang bisa digunakan secara global dan digunakan banyak negara. Bahasa Inggris adalah salah satunya.

54 negara secara de jure, 10 negara secara de facto menggunakan Bahasa Inggris. Ini berarti Bahasa Inggris adalah bahasa global yang populer  yang bisa kita manfaatkan untuk berkomunikasi dengan pihak luar, bisnis, bersosial dan sharing teknologi.

Analogikan sebuah perusahaan adalah sebuah handphone, bahasa inggris adalah pulsa dan paket datanya. Tanpa pulsa atau paket data, handphone kurang maksimal difungsikan atau tidak berguna sama sekali.

Sebuah perusahaan  lokal atau nasional, tanpa berBahasa Inggris, akan terhambat secara mendasar. Bahasa Inggris juga digunakan dalam forum-forum Internasional, dimana kebijakan –kebijakan dunia turut diujarkan dalam Bahasa Inggris, tanpa kemampuan berBahasa Inggris, sulit sekali mengikuti kebijakan-kebijakan global.

Salah satu kendala yang penulis, sebagai praktisi dan pengajar Bahasa Inggris, temukan di lapangan, yaitu masih adanya beberapa golongan di masyarakat yang menyebut Bahasa Inggris adalah salah satu produk asing atau ada yang menyebut produk penjajah.

Yang mempunyai misi menggulingkan kebudayaan nasional melalui jalur bahasa. Ada beberapa golongan yang tetap mempertahankan keyakinan untuk menolak Bahasa Inggris demi mempertahankan Bahasa Indonesia. Mohon maaf, penulis menyebut ini adalah nasionalisme negatif.

Mengapa saya sebut demikian, nasionalisme itu sangatlah baik. Karena Bahasa Indonesia adalah kebanggaan Bangsa Indonesia, tidak ada seorangpun yang meragukannya. Namun untuk menolak Bahasa Inggris mentah – mentah tanpa diiringi itikad kemajuan yang baik dan berdaya saing global, sungguh tidak bagus.

Bahasa Inggris kita jadikan alat untuk mencapai tujuan. Dengan tetap mempertahankan semua ciri khas Bangsa Indonesia dan tetap menolak semua intervensi asing dan semua bentuk penjajahan.

Tanpa kompetensi ber Bahasa Inggris yang baik justru akan membuat Bangsa Indonesia tertinggal beberapa langkah karena tanpa komunikasi, tidak mungkin sebuah bisnis yang baik akan terjalin.

Kegiatan ekspor impor akan mendapat banyak kendala. Dampaknya, produk kita yang seharusnya bernilai profit yang tinggi, tidak bisa terjual karena produsen di Indonesia,khususnya pengusaha lokal, yang tidak bisa memasarkan produk ke luar, hanya karena antusias untuk belajar Bahasa Inggris rendah.

Hendaknya Pemerintah, semua elemen masyarakat di Indonesia, negeri atau swasta, dan LSM LSM itu mempunyai agenda untuk mempersiapkan  bangsa Indonesia untuk wajib bisa berBahasa Inggris demi kemajuan negara Indonesia.

Hendaknya juga jangan hanya memajukan, atau bagi yang oposisi memperkeruh stabilitas nasional, berkutat saling jegal tanpa memikirkan ancaman persaingan global. Analoginya janganlah seperti katak dalam tempurung. Sementara tanpa sadar kolamnya berangsut mengering. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry