SURABAYA } duta.co – Kabar sekaligus solusi pelantikan pengurus PCNU Jombang oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang dinilia sebagai jalan keluar terbaik, ternyata, masih menyisakan masalah.
Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Maarif Denanyar, Jombang, KH Abdus Salam Sohib (Gus Salam) menilai penunjukan pengurus PCNU tersebut, tidak sah.
“Kita hampir satu tahun menunggu pencabutan skorsing untuk melakukan proses Konfercab. Tapi yang kita dapatkan adalah pelantikan pengurus PCNU hasil penunjukan. Padahal skorsing belum dicabut,” ungkap Gus Salam, Sabtu sore kepada www.tvonenews.com.
Seperti berita duta.co, PBNU telah melantik pengurus PCNU Jombang hasil penunjukan. Komposisinya, KH Fahmi Amrullah Hadzik, ditunjuk sebagai ketua Tanfidziyah dan KH Achmad Hasan sebagai Rais Syuriyah dalam kepengurusan selama 1 tahun. Tugasnya pun jelas, menyiapkan Konfercab NU Jombang sampai tuntas.
“Memang banyak yang menyoal keabsahan. Tetapi, membiarkan pengurus PCNU tidak jelas, justru menjadi persoalan. Pun, sampai kapan kita mau ribut. Penunjukkan duet Gus Fahmi (KH Fahmi Amrullah Hadzik red.) dan KH Achmad Hasan adalah jalan terbaik. Kalau disebut tersesat, ini tersesat di jalan yang benar. Semua paham, siapa sosok Gus Fahmi, beliau orang bersih, sudah begitu cucu Mbah Hasyim, muassis NU,” demikian sumber duta.co, Senin (22/5/23).
Tetapi, bagi Gus Salam penunjukan tersebut tidak sah. Masih ada jalan keluar yang lebih memperhatikan aturan berorganisasi. Saudara sepupu Gus Dur dari ibu ini, pun menganggap, putusan PBNU tersebut telah menyalahi AD/ART dan juga Peraturan Perkumpulan (Perkum).
Gus Salam juga menambahkan, proses Konfercab (proses untuk pemilihan pengurus) PCNU Jombang pada 18 Juli 2022 lalu, telah diskors oleh PBNU yang menjadi pimpinan sidang langsung, meski dengan alasan yang tidak jelas. “Kita hampir satu tahun menunggu pencabutan skorsing untuk melakukan proses Konfercab,” ungkap Gus Salam.
Gus Salam yang didampingi sejumlah pengurus MWCNU dan Ranting NU juga menegaskan, pemilihan ketua PCNU merupakan kedaulatan dari pengurus MWCNU dan ranting. Namun, hal itu tidak dilakukan PBNU dan malah menunjuk langsung pengurus PCNU Jombang.
“Kepengurusan PCNU yang definitif kedaulatan dari MWCNU dan Ranting NU. Tetapi tidak dilakukan (PBNU). Maka itu seperti merampas haknya MWCNU dan Ranting NU dalam proses pemilihan struktur PCNU Jombang,” tandasnya sebagaimana kabar www.tvonenews.com.
Menurut peraturan yang berlaku, tambahnya, kemungkinan penunjukan pengurus definitif itu setelah berakhirnya perpanjangan caretaker yang kedua. “Sementara, perpanjangan caretaker yang kedua ini berakhir tanggal 27 Juni 2023 nanti. Sekarang masih bulan Mei, sehingga belum selesai masa perpanjangan,” katanya.
Untuk itu, pihaknya berencana akan mengirim somasi kepada PBNU dengan tuntutan untuk mencabut SK pengurus PCNU Jombang definitif, hasil tunjukan PBNU dan meminta PBNU untuk melaksanakan Konfercab.
“Kami akan melakukan beberapa langkah hukum yang dibenarkan dalam aturan negara. Kita akan melayangkan somasi kepada PBNU khususnya kepada pengurus yang bertandatangan di SK itu. Somasi akan kita kirimkan Senin,” jelasnya lagi.
Jika somasi pertama belum mendapat tanggapan dari PBNU, kata Gus Salam, akan disusul somasi kedua. Jika somasi kedua tidak ditanggapi, akan dibawa ke Pengadilan Negeri. “Tujuan kami mengingatkan PBNU agar tidak salah. Saya sudah siap dengan berbagai risiko yang mungkin terjadi terhadap saya,” sambung Wakil Ketua PWNU Jawa Timur tersebut.
Masih dalam berita www.tvonenews.com, Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf, usai pelantikan menjawab pertanyaan wartawan adanya pihak yang menilai pelantikan PCNU hasil tunjukan PBNU ini tidak sah, dianggap hoaks.
“Ndak, ndak ada itu, hoaks itu. Ya ini satu proses, orang boleh setuju dan tidak setuju, keputusan sudah diambil dengan pertimbangan yang panjang dan mempertimbangakan pendapat para ulama, para kyai, diskusi dengan Gus Kikin dan diskusi dengan banyak kyai-kyai yang lain juga dengan pemerintah daerah, supaya kita memperoleh satu keputusan yang memang punya legitimasi,” papar Gus Ipul di lokasi pelantikan.
Karena menurut Gus Ipul, tokoh yang ditunjuk menjadi ketua Tanfidziyah dan Rais Syuriyah merupakan kader NU yang dinilai mampu untuk menerima mandat organisasi atau perkumpulan.
“Jadi kalau ada yang seperti itu menurut saya hal yang biasa saja. Tadi disebutkan Gus Yahya, NU ini barokahnya besar, sehingga banyak yang ingin aktif namun belum semuanya bisa ditampung,” tandas Walikota Pasuruan tersebut.
Dalam pengamatan duta.co, prosesi pelantikan berjalan lancar. Hanya saja, tidak tampak dalam prosesi itu, sejumlah pengurus PWNU Jawa Timur. Sampai berita ini diturunkan, duta.co belum memperoleh konfirmasi dari PWNU Jatim. (muh,mky)