KEDIRI | duta.co -Jembatan baru digadang – gadang warga Kota Kediri untuk memudahkan akses transportasi, selain keberadaan Jembatan Lama yang tak layak lagi berusia ratusan tahun, dipastikan segera rampung.
Pembangunannya kini sudah pada tahap akhir, yaitu pengurukan dan pemadatan transisi antara jembatan dan jalan raya. Dalam dunia konstruksi disebut oprit, dilakukan pada sebelah timur Jembatan Brawijaya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jembatan Brawijaya Dinas PUPR Kota Kediri Sunarto ST MM menjelaskan, pembangunan oprit ini dibuat untuk menghubungkan jembatan dan jalan raya di sebelah timur. Oprit yang kini digarap tersebut memiliki luas 80 x 14 meter.
“Tahapannya lagi setelah ini nanti sudah memenuhi ketebalan yang diinginkan, maka nanti ada lapisan atasnya pakai WC setelah ATB. Setelah itu baru dilakukan pengaspalan pada minggu depan dan tidak akan menutup jalan,” jelasnya, Kamis (13/09/2018)
Tahap pembanguan oprit ditargetkan bakal selesai dalam waktu tiga hari kerja oleh PT Parahyangan sebagai pemegang proyek pembangunan Jembatan Brawijaya. Dampak yang terjadi, dilakukan rekayasa lalu lintas yang melewati lokasi pembangunan oprit sementara harus dialihkan.
Tampak tiga jenis alat berat sedang menggarap bangunan oprit jalan tersebut. Yaitu excavator sebagai pengeruk aspal lama, bulldozer sebagai penguruk material, dan compactor sebagai pemadat material sebelum dilakukan pengaspalan.
Dijelaskannya, material yang dibutuhkan dalam pembangunan oprit ini mencapai 1000 m3 kubik, yang terdiri dari batu dan urugan pilihan. Ketebalannya pun tidak rata sama, dari titik terendah 0 cm hingga pengurukan paling tebal adalah 75 cm, sehingga tingkat kemiringan 5 derajat.
Ditargetkan pembangunan keseluruhan Jembatan Brawijaya harus selesai pada tanggal 26 Desember 2018 mendatang.
“Sementara, sebagai pengaturan lalu lintasnya, nanti akan dipasang berbagai marka jalan dan dua traffic light dari arah timur Jl Brawijaya dan selatan Jl Yos Sudarso,” pungkasnya. (ian/nng)
