Memasuki masa persalinan ada banyak hal yang dirasakan ibu hamil. Sakit yang luar biasa akibat kontraksi dirasakannya berkali-kali hingga pembukaan rahim mencapai kondisi sempurna. Karena itu, beberapa hal perlu dilakukan agar rasa sakit dan nyeri itu bisa diminimalisir.
—
Dua dosen program studi D3 Kebinanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan pengabdian masyarakat (pengmas).
Mereka adalah Adenia Dwi Ristanti, S.Tr.Keb., M.Tr.Keb dan Nur Zuwariah, SST, M.Kes dibantu beberapa mahasiswanya.
Pengmas dengan judul Implementasu KEMRP (Kombinasi Effleurage Massage dan Relaksasi Pernafasan) sebagai Upaya Penurunan Nyeri Inpartu Skala I Fase Aktif ini dilakukan di RW 6 Kelurahan Wonokromo awal pekan lalu.
Puluhan ibu hamil diundang untuk hadir karena pengmas kali ini sanbat penting untuk mereka.
Nur Zuwariah atau Jujuk mengatakan ibu yang sedang berjuang untuk melahirkan memang membutuhkan dukungan banyak pihak. Terutama dari sang suami. Karena perjuangan hidup dan mati itu dirasakan ibu sangat berat terutama sakit akibat kontraksi yang terus menerus.
“Effleurage Massage disinyalir bisa mengurangi rasa sakit ibu yang sedang menghadapi persalinan ditambah dengan relaksasi pernafasan,” ujar Jujuk.
Dikatakan Jujuk, dasar teori effleurage massage (gerakan tangan mengurut) adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Tiffani Field.
Teori ini menjelaskan tentang dua macam serabut syaraf berdiameter besar serta serabut syaraf berdiameter kecil yang mempunyai fungsi yang berbeda.
Impuls rasa sakit yang di bawah oleh syaraf berdiameter kecil menyebabkan gate control dispinal cord membuka dan inpuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit.
Tetapi inplus rasa sakit dapat diblok dengan memberikan rangsangan pada syaraf yang berdiameter besar yang akan menyebabkan gate kontol akan tertutup dan rangsangan berupa usapan pada syaraf berdiameter besar yang banyak pada kulit.
Ini harus dilakukan pada awal rasa nyeri atau sebelum inmplus nyeri yang dibawa oleh syaraf berdiameter kecil mencapai korteks serebral. Effleurage massage pada abdomen yang teratur dikombinasikan dengan relaksasi pernafasan selama kontraksi digunakan.
Tujuannya untuk mengalihkan ibu dari rasa nyeri selama kontraksi persalinan serta juga mempunyai efek distraksi yang dapat meningkatkan pembentukan endorphin system control desenden sehingga membantu ibu menjadi lebih rileks. Juga bisa menciptakan perasaan nyaman, enak dan respon nyeri akan menurun.
“Di Indonesia teknik ini masih belum popular dan masih jaran dilakukan. Pengurangan nyeri menggunakan effleurage massage dan relaksasi pernafasan dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, keluarga dan pasien tersebut,” jelas Jujuk.
Effleurage Massage sendiri dilakukan dengan usapan lembut, lambat dan panjang. Yang dilakukan secara terus menerus di atas perut ibu yang akan melahirkan.
Gerakannya kata Jujuk, dengan membentuk angka delapan dari bawah perut. “Lakukan secara terus menerus jangan sampai bosan,” tandasnya.
Pijatan atau lebih tepatnya sentuhan itu dibarengi dengan relaksasi nafas si ibu sehingga otot-otot yang kejang bisa kembali rileks dan ibu bisa menghadapi persalinan dengan senang.
“Kalau sentuhan itu dilakukan suaminya, pastinya si istri akan merasakan tenang saat menghadapi persalinan. Karena dia merasa suaminya selalu menemaninya di saat dia berjuang untuk melahirkan. Di sini ada beban psikologis yang menurun karena dukungan suami,” jelasnya.
Diakui Jujuk, para ibu hamil yang hadir di RW 6 Kelurahan Wonokromo itu nampak senang bisa mendapatkan edukasi tentang pentingnya Effleurage Massage itu. Apalagi hal itu baru mereka dapatkan pada kesempatan itu.
“Mereka senang sekali dan meminta untuk dilakukan kembali. Karena itu adalah pelajaran baru bagi mereka,” tandas Jujuk. end