SURABAYA | duta.co – Berbagai langkah dilakukan Pemprov Jatim untuk  mempersiapkan dan menyongsong puncak demografi di Jatim pada tahun 2019, dimana saat jumlah usia produktif (15 – 64 tahun) akan mendominasi di provinsi ini. Upaya-upaya yang dilakukan, diantaranya Pemprov Jatim telah melakukan moratorium SMA sejak tahun 2015, dengan menjadikan komposisi SMK:SMA=70:30, serta melakukan strategi dual track pendidikan.

Hal tersebut disampaikan Pakde Karwo, sapaan akrap Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat memberikan sambutan pada acara Rapat Koordinasi Kepala SMA Swasta se Jatim, di Hotel Mercure Surabaya, Jln. Raya Darmo Surabaya, Rabu (23/5/218).

Dijelaskan Pakde Karwo, dual track pendidikan merupakan strategi  pembangunan SDM yang berdaya saing dengan memberikan vokasional atau keahlian kepada siswa, termasuk kepada siswa SMA dan MA.

“Salah satu caranya, guru ekstrakurikuler mengajak murid-muridnya datang ke pasar atau ke mall, untuk melihat barang apa yang paling laris atau laku dijual disana. Kemudian, murid diminta untuk meniru produk barang yang paling laku tersebut, tapi dengan syarat harus lebih bagus kualitasnya dan harga jauh lebih murah,” ujarnya sambil menambahkan  dengan cara seperti itu SDM anak- anak muda Jatim  bisa  memiliki jiwa entrepreneur dan memiliki daya saing kedepannya.

Agar strategi dual track pendidikan berhasil, lanjut Pakde Karwo, Pemprov Jatim yang secara teknis ditangani Dinas Pendidikan Prov. Jatim telah  menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti universitas dan TNI/Polri.  Kerjasama dengan Universitas  dimaksudkan untuk memberikan pembinaan atau pelatihan kualitas produk.

Sementaran itu, kerjasama dengan TNI/POLRI, diharapkan bisa memberikan pelajaran tentang kedisiplinan, wawasan kebangsaan, moral dan etika, serta kecintaan terhadap tanah air/NKRI atau lebih dikenal sebagai pembentukan karakter.

Ditambahkan, pendekatan formal dan non formal juga dilakukan. Misalnya, strategi link and macth bekerjasama dengan 14 perusahaan dari Jerman dan Samsung  di 40 SMK dan SMA, serta SMK berfilial dengan PTN. Saat ini,  lanjutnya, Universitas Brawijaya telah membangun inkubator di Kediri dengan luas lahan 4,5 Hektar. “Semua ini disiapkan agar perguruan tinggi dapat memberikan pembinaan sekaligus memberikan pelatihan langsung kepada siswa SMK,” jelas Pakde Karwo

Mengakhiri sambutannya, Pakde Karwo mengharapkan agar jajaran SMA untuk terus meningkatkan kualitasnya. Sebagai gambaran,  jumlah SMA swasta di Jatim saat ini sebanyak  1.109 buah, dengan yang memperoleh akreditasi A sebanyak 294 ( 2,5 %), B sebanyak 438 (39,4%), akreditasi C sebanyak 91 ( 2,1 %), dan yang belum ter-akreditasi sebanyak 287 SMA ( 26 %).

“Untuk itu, saya minta setiap Bakorwil ada SMA yang telah menjalin kerjasama  baik dengan TNI/Polri atau Universitas. Sebagai Contoh, SMA di Bakorwil Malang telah bekerjasama dengan TNI Laut dan Madiun dengan AU dan Jatim dengan Akmil,” pinta Pakde Karwo.

Sementara itu, dalam laporannya, Kepala Dinas pendidikan Prov. Jatim, Dr. Saiful Rachman MM,MPd menyampaikan rakor kepala sekolah SMA swasta se Jatim tahun 2018 ini diikuti 630 orang peserta, yang kesemuanya adalah para kepala sekolah SMA swasta.

Tujuan rakor antara lain menyusun SOP masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) SMA  di Jatim, menyusun SOP kerjasama SMA dalam meningkatkan mutu dan kualitasnya, serta finalisasi standard pendidikan minimal (SPM) SMA Jatim, yang saat ini sebagai satu-satu provinsi di Indonesia yang telah menyusun SPM.

Rakor berlangsung selama tiga hari, tanggal 23 – 25 Mei 2018 ini, dengan  mendatangkan nara sumber/instruktur dari Direktorat PSMA Dirjen Dikdasmen Kemendikbud, Dewan Pendidikan, John Robert Power, serta  akademisi. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry