Karya para desainer Surabaya yang ditampilkan di Surabaya Fashion Trend 2022 di Oval Atrium, Ciputra World Surabaya, Jumat (11/11/2022) hingga Minggu (13/11/2022). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Surabaya Fashion Trend (SFT) 2022 tidak hanya para desainer top yang menampilkan karya-karyanya.

Namun memberikan ‘panggung’ buat para mahasiswa agar bisa ikut tampil di ajang yang digelar di Atrium Oval Ciputra World Surabaya, Jumat (11/11/2022) malam hingga Minggu (13/11/2022) itu.

Adalah mahasiswa  Tata Busana dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Textile and Fashion Design UK Petra yang ikut ambil bagian dari gelaran ini.

Ketua Panitia SFT 2022, Megama mengatakan dari 60 desainer yang ikut ambil bagian dari gelaran ini, ada juga yang dari Unesa dan UK Petra.

“Kami ingin adik-adik mahasiswa itu bisa tampil percaya diri dengan hasil karyanya. Karena ke depan, mereka adalah generasi penerus di dunia fesyen,” ujar Mega.

Jika masing-masing desainer menampilkan minimal 8 karya  di ajang ini, bagi mahasiswa cukup satu orang dengan satu karya.

Di 2022 ini, SFT mengambil tema Evocative. Yakni mengadaptasi dari Indonesia Trend Fashion 2022 The Survivors di mana berupaya keras untuk terus bertahan dalam situasi yang tidak menentu.

Sikap optimisme yang membuat pikiran positif, melahirkan kreativitas menuju era next normal setelah pandemi Covid-19. Dengan melihat dan mengenang keindahan di masa lalu, menjadikan sumber ide, bahkan direka-reka menjadi bentuk dan tampilan kontemporer.

“Kita harus optimis ke depan dunia fesyen bisa lebih berkembang. Selama dua tahun memang lesu, dan sekarang sudah bangkit lagi. Yang penting berani berkarya,” jelasnya.

Di ajang ini para desainer menampilkan karya yang diprediksi akan menjadi tren di 2023 baik dari potongan maupun dari warna.

UK Petra sendiri membawa 27 karya mahasiswanya di ajang ini. Karya para mahasiswa ini sagat unik salah satunya karya Jessica Dorothy.

Ia membuat busana berjudul “Re-tro Today? Insert Coin To Play” yang bisa digunakan oleh usia 19-25 tahun.

Hal ini terinspirasi dari aesthetic retro pada tahun 80an, yang mana Arcade Games saat itu menjadi salah satu permainan yang digemari.

Jessica merinci, Arcade Games merupakan mesin permainan hiburan yang dioperasikan dengan koin yang terpasang di tempat-tempat bisnis umum seperti restoran, bioskop dan lain-lain. Ciri khasnya ialah karakteristik gambar yang masih berupa pixel.

Sehingga desain baju saya konsep pixelnya dituangkan melalui bentuk pinggiran baju yang tidak rata dengan aksesoris yang Nampak seperti pixel. Kemudian warna dasarnya hitam dan warna neon. Juga saya tambahkan dengan sentuhan lampu LED seperti lampu neon,” urai Jessica. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry