Foto bersama usai seminar dengan tema “Kunci Sukses Hadapi Tantangan Inovasi Keuangan dalam Dunia Digital” yang dihadiri oleh mahasiswa dari Politeknik Negeri Banyuwangi pada Senin (20/11/2023). DUTA/ist

BANYUWANGI | duta.co  –  Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 diisi dengan seminar keuangan dengan tema “Kunci Sukses Hadapi Tantangan Inovasi Keuangan dalam Dunia Digital” di Politeknik Negeri Banyuwangi pada Senin (20/11/2023).

Seminar yang dihadiri mahasiswa itu digelar PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), PT Plus Ultra Abadi (UATAS) dan PT Finansia Aira Teknolologi (Ivoji). Seminar ini digelar untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai keuangan digital dengan kalangan generasi muda Banyuwangi.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para generasi muda dapat memahami betapa pentingnya memiliki pemahaman yang kuat tentang keuangan digital yang perkembangannya semakin pesat.

Menurut hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan di  provinsi  Jawa Timur masih di angka 55,32%.

Hal ini berbeda dengan tingkat inklusi keuangan Jawa Timur yang sudah mencapai 92,99%. Dalam hal ini menandakan masyarakat Jawa Timur sudah menggunakan produk finansial namun belum mendapatkan awareness yang tinggi terhadap produk yang dipakai.

Dalam acara seminar, Jonathan, Business Development Manager AdaKami menyatakan sekarang adalah waktu yang ideal untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan digital. “Sangat penting bagi kita secara pribadi untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang risiko, manfaat, dan tantangan yang terkait dengan penggunaan layanan fintech lending agar kita dapat menggunakan teknologi ini dengan bijaksana,” ujarnya.

Jihan Octaviana, Government Relations Officer UATAS menambahkan  sebagai fintech lending berizin OJK sangat senang bisa hadir di hadapan mahasiswa,sebagai salah satu dukungan kami mendukung Bulan Inklusi Keuangan (BIK). “Kami inginmemberikan informasi perkembangan industri finansial teknologi untuk generasi muda Banyuwangi,” ujarnya.

Victrin Christy, Head of Operations Ivoji menutup acara seminar dengan pesan penting kepada peserta untuk selalu berhati-hati terhadap penawaran pinjaman baru yang mungkin mengabaikan aspek legalitas. Dia juga mendorong para peserta untuk terus meningkatkan pemahaman tentang literasi keuangan digital.

Dengan meningkatnya literasi keuangan di antara generasi muda Banyuwangi, diharapkan pemahaman tentang opsi akses keuangan, seperti fintech lending akan menjadi lebih tersebar luas. Selain itu kesadaran tentang risiko dan tantangan yang terkait dengan penggunaan fintech lending juga diharapkan akan terus tumbuh.

Data statistik dari OJK mencatat bahwa saat ini terdapat 101 penyelenggara fintech lending yang telah mendapatkan izin dari OJK dan menjadi anggota Asosiasi Fintech Pendanaan bersama Indonesia  (AFPI). Industri fintech lending terus aktif dalam mengalirkan pinjaman kepada pengguna, dengan jumlah total mencapai Rp 657.854 miliar per Juli 2023. ril

Bagaimana Reaksi Anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry